News

Daripada Bingung, Demokrat: Lebih Baik Gabung Koalisi Perubahan untuk Persatuan

Deputi Badan Penelitian dan Pengembangan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat, Syahrial Nasution mengatakan, daripada partai politik lain bingung membangun koalisi sebaiknya gabung ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

“Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang resmi mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal capres 2024-2029 menjadi koalisi pertama yang memenuhi persyaratan presidential threshold untuk dapat mengusung pasangan capres dan cawapres,” kata Syahrial dalam keterangan tertulisnya yang diterima Inilah.com di Jakarta, Minggu (26/3/2023).

Syahrial menyebut koalisi yang diinisiasi Partai Demokrat, Partai NasDem, dan PKS itu segera memasuki tahapan berikut, yaitu menyiapkan strategi pemenangan termasuk deklarasi capres dan cawapres.

“Meski belum dapat ucapan selamat atau apresiasi dari partai politik sahabat, KPP tetap membuka ruang hadirnya parpol lain di parlemen untuk ikut bergabung,” ujarnya.

Lebih lanjut, Syahrial menambahkan bahwa KPP memberi pelajaran politik kepada rakyat bahwa lahirnya calon pemimpin mendatang bisa dilakukan lewat jalan musyawarah. Bahwa lahirnya seorang pemimpin atas kehendak rakyat, bukan kehendak kekuasaan atau karena mau menang-menangan saja.

“Meski masih cukup waktu proses menuju penetapan capres dan cawapres, KPP tentu tetap membuka tangan selebar-lebarnya untuk yang masih bingung menentukan arah,” tutur Syahrial.

“Kembali merapikan dan memperbaiki shaf bersama-sama dengan rakyat. Serta mulai menyadari pentingnya negeri ini kembali ke cita-cita founding fathers, menuju masyarakat yang adil dan makmur,” sambung dia.

Syahrial mengungkapkan dirinya terlibat langsung ketika SBY-JK memenangkan Pilpres 2004 di mana saat itu begitu besarnya tekanan kekuasaan dan ada koalisi besar ikut menghadang. Namun ketika itu tetap saja tidak mampu membendung kehendak rakyat yang ingin perubahan. Suasana ketika itu sangat terasa walaupun sekarang dalam wujud berbeda.

“Jika gerakan perubahan tahun 2004 dinamai Koalisi Kebangsaan versus Koalisi Kerakyatan, menurut saya suasana Pilpres 2024 yang akan dihadapi adalah koalisi oligarki versus koalisi kerakyatan. Dan Demokrat punya pengalaman memenangkan pertarungan ini. Termasuk PKS yang ikut bergabung di putaran kedua. Ketika itu, Partai NasDem belum ada,” beber Syahrial.

Semangat Perubahan

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan partainya terbuka dengan semua pihak yang ingin merapat dan bergabung bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

“Selama memiliki visi misi, platform, semangat yang sama-sama memperjuangkan perubahan dan perbaikan,” ujar Herzaky yang juga Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (26/3/2023).

Bagaimanapun, tegas Herzaky, harapan rakyat begitu kuat akan perubahan dan perbaikan, sehingga wajar saja jika Koalisi Perubahan untuk Persatuan menjadi magnet bagi parpol-parpol lain. “Jadi, jangan di balik. Mau bergabung dengan kami, lalu malah memberikan syarat. Minta ini itu,” tutur Herzaky.

Menurut Herzaky, apalagi untuk urusan cawapres sudah jelas. “Kami tidak ingin berandai-andai soal cawapres lagi, karena sudah ada kesepakatan dalam koalisi. Pertama, kriterianya sudah ditetapkan bersama dalam koalisi. Kedua, keputusannya diserahkan kepada Bacapres,” ungkap Herzaky.

Bagi Partai Demokrat saat ini, tambah Herzaky, yang harus dilakukan adalah memastikan untuk membantu Bacapres dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, bahwa calon pasangan yang dipilih adalah yang memberikan potensi kemenangan dan menjadi dwitunggal dengan Bacapres, bukan kawin paksa.

Dengan begitu, dia menegaskan, pasangan capres dan cawapres ini bukan hanya berhasil menjadi presiden dan wapres tetapi juga menjadi presiden dan wapres yang berhasil menjalankan pemerintahan. “Yang bekerja setulus hati untuk memperjuangkan perubahan dan perbaikan bagi Indonesia yang lebih baik. Itulah Visi Demokrat dalam Pemilu 2024,” ujar Herzaky menekankan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button