Market

Data Pertanian Ini Jadi Bahan dalam Dialog Kadin, Begini Jawab Para Capres


Dalam dialog bersama Kadin Indonesia bersama para capres, para peserta menanyakan visi mereka untuk membuat para pemuda memilih menjadi petani. Anggota Kadin mengacu pada data BPS tentang penurunan jumlah petani dari 31 juta orang menjadi 29,3 juta petani.

Hasil survei Badan Pusat Statistik atau BPS sejak 2013 hingga 2023 lalu, petani di Indonesia didominasi usia tua. Tetapi untuk rumah tangga usaha pertanian (RTUP) naik 8,74 persen. Saat ini, ada 28,4 juta RTUP di Indonesia.

“Jumlah perusahaan pertanian yang berbadan hukum juga naik 35 persen sejak tahun 2013. Saat ini tercatat ada 5.705 unit usaha pertanian berbadan hukum,” kata Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto saat menyampaikan hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 di Jakarta, Senin (4/12/2023).

Dari data hingga Februari 2023, jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian hanya 29,36 persen dari angkatan kerja baru pada rentang waktu 2022-2023.

BPS dalam sensusnya memasukkan variabel baru, salah satunya mendata jumlah petani muda, petani milenial di Indonesia.

Atqo mengatakan, BPS mencatat bahwa pada tahun ini terdapat 6,18 juta petani muda yang berada di rentang usia 19-39 tahun. Petani muda ini menyentuh 21,93 persen dari jumlah petani di Indonesia. “Saat ini ada 6,18 juta petani milenial di Indonesia,” ujar Atqo.

Namun tak hanya kelompok milineal, di gen Z juga ternyata ada yang sudah menjadi petani. Jumlahnya 2,14 persen dari total petani di Indonesia. Petani gen Z ini di antara rentang usia 11 hingga 26 tahun.

Dengan pertanyaan dari Kadin Indonesia, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menjelaskan Program Petani Milenial di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang diikuti 120 pemuda. Program tersebut bernama Gerakan membangun Petani Minelial atau Gerbang Tami) yang medidik pengusaha dan enterpreneur di bidang pertanian.

“Tapi (anak-anak) yang lain enggak (mau jadi petani), tidak menjanjikan (kalau petani), lebih baik jadi pegawai (misalnya) di Kadin gitu. Maka insentif mesti diberikan,” ujarnya yang mendapat kesempaan pertama, Kamis (11/1/2024).

Sedangkan capres nomor urut 1, Anies Baswedan mengungkapkan kebijakan yang sudah pernah dilakukan saat menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Saat itu, Pemprov DKI Jakarta membuat kontrak dengan beberapa Gapoktan atau Gabungan Kelompok Tani di beberapa sentra pertanian.

“Jadi bagi para petani mendapat kepastian pembeli bagi produksi beras dan bagi kami mendapat kepastian pasokan beras. Ini yang nanti akan kita lakukan,” katanya.

Sebab, lanjut Anies, konsep contract farming menjadi solusi yang memberikan jaminan pembelian hasil panen kepada para petani. Hal ini supaya harga produk hasil pertanian tetap stabil di pasaran.

Sementara capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang mendapat giliran di hari kedua mengakui anak muda melihat kehidupan orang tuanya dalam bertani tidak menjanjikan. Termasuk sulit untuk membiayai pendidikan. “Anak muda melihat Bapaknya susah jadi petani, nilai tukarnya tidak cukup. Orang tua mereka sudah membiyai pendidikan anaknya,” katanya, Jumat (12/1/2024).

Prabowo mengungkapkan ingin membuat anak-anak muda senang menjadi petani. Untuk itulah akan dipersiapkan kebijakan yang mendukung industri pertanian. “Kita akan membuat anak-anak mudah senang jadi petani. Jadi petani di sini,” tegasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button