Di Depan Pengusaha NU, Zulhas Ungkap Potensi Pasar Ekspor Baru
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan komitmen Kementerian Perdagangan untuk terus berupaya menjaga kinerja ekspor. Salah satunya, dengan membuka potensi pasar baru ke negara-negara non-tradisional, seperti kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Hal itu disampaikan Mendag saat menjadi pembicara pada Forum Bisnis Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Timur dengan tema “Perluasan Akses Pasar Bisnis Indonesia ke Negara-Negara Muslim Dunia” di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/2/2023).
Pada kesempatan tersebut, Mendag didampingi oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Budi Santoso.
Lebih jauh Mendag menambahkan, peningkatan akses pasar produk ekspor Indonesia juga digencarkan melalui negosiasi perdagangan. Selain itu, hal tersebut dilakukan melalui kegiatan promosi untuk mengenalkan produk-produk Indonesia, seperti pameran, misi dagang, business matching, atau kegiatan promosi lainnya.
Mendag berharap, forum bisnis ini dapat membantu anggota HPN dalam memperluas akses pasar serta meningkatkan produktivitas dan daya saing produk di pasar global.
Untuk menembus pasar ekspor, Kemendag juga mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah alias UMKM untuk memanfaatkan pemasaran digital dan penjualan produk secara daring melalui berbagai platform.
“Dengan begitu, pelaku UMKM dapat mengenalkan produknya kepada calon konsumen potensial di daerah lain di Indonesia maupun di mancanegara (pasar ekspor),” ungkap Mendag.
Sementara di pasar dalam negeri, Kemendag tengah menyiapkan sebuah ekosistem yang dapat membantu para pelaku UMKM untuk berkembang. Ekosistem yang tengah dibangun tersebut antara lain:
Pertema, Kemendag akan mempertemukan UMKM dengan retail modern dan perusahaan grosir besar. Kedua, membangun kapasitas pemasaran digital dan penjualan daring, serta ketiga, keterlibatan perbankan dalam pembiayaan dan permodalan UMKM.
“Kemendag menggandeng ritel modern untuk memberdayakan UMKM. Pelaku UMKM mendapatkan kesempatan untuk memasukkan beberapa produknya di dalam jaringan gerai ritel modern,” papar Mendag.
Sementara ritel modern dan perusahaan grosir besar, sambung Zulhas, mendapat kesempatan untuk memasok produk kebutuhan harian kepada pelaku UMKM yang memiliki warung.
“Harga jual produk kebutuhan harian masyarakat yang dijual di warung UMKM akan lebih bersaing,” jelas Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.
Selain itu, Kemendag berkoordinasi dengan institusi dan lembaga perbankan terkait fasilitas pembiayaan dan permodalan bagi UMKM. Ini dilakukan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tingkat suku bunga per tahun yang relatif lebih terjangkau.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)