Market

Dirut BJB Pede Rights Issue Terserap sesuai Target

Direktur Utama PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) Yuddy Renaldi optimistis penyerapan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (HMETD) atau rights issue perseroan oleh investor bisa mencapai target.

Yuddy menyampaikan, pada hari pertama perdagangan HMETD minat investor positif di mana dari total target yang ditetapkan telah lebih dari 75 persen diserap oleh pemegang saham.

“Tentu hal ini semakin meningkatkan optimisme penyerapan right issue kami dengan target Rp924,99 miliar. Mengingat masa perdagangan masih panjang sampai tanggal 16 Maret 2022,” ujar Yuddy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (14/3/2022).

Pada tahun ini, lanjut Yuddy, selain rights issue, Bank BJB juga berencana untuk menerbitkan kembali obligasi subordinasi maksimal senilai Rp1 triliun.

Di sisi lain, perseroan juga siap bersinergi dan berkolaborasi dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) lain di Indonesia untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan pemerintah daerah.

“Kolaborasi Bank BJB dengan BPD lain di Indonesia bertujuan untuk kemajuan bersama serta saling menguntungkan. Kolaborasi adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD serta melakukan inovasi dan bertransformasi agar bisa bersaing di industri perbankan,” kata Yuddy.

Yuddy menilai, sejak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis POJK Nomor 12 /POJK.03/2021 tentang Bank Umum dengan kategorisasi Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) , sejumlah BPD secara terbuka menyatakan tertarik untuk bersinergi dengan Bank BJB di antaranya kerja sama dalam pemanfaatan teknologi perbankan.

“Pasca terbitnya POJK itu, banyak BPD yang mulai melirik terbangunnya kelompok usaha bersama (KUB). Bank BJB siap menjadi motor penggerak terbentuknya Holding BPD di masa akan datang,” ujar Yuddy.

Menurut Yuddy, sinergi antar BPD akan memberikan keuntungan lebih besar seperti dari sisi kemampuan pembiayaan yang akan semakin meningkat.

“Apalagi Bank BJB dengan modal yang jauh lebih besar akan mampu menyerap kebutuhan kredit dengan nilai yang lebih besar. Misalnya untuk pembangunan infrastruktur daerah maupun proyek strategis dengan skema pembiayaan bersama,” kata Yuddy.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button