Market

Ekonomi Diprediksi Terkontraksi Bikin Dolar AS Merosot

Nilai tukar (kurs) dolar AS, melemah terhadap sekeranjang mata uang utama di akhir perdagangan Kamis (Jumat WIB). Terdorong data ekonomi jauh dari perkiraan pelaku pasar. Peluang kontraksi ekonomi AS membesar.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0963 dolar AS, sebelumnya 1,0952 dolar AS. Sedangkan pound Inggris naik menjadi 1,2440 dolar AS, dari sebelumnya 1,2438 dolar AS.

Dolar AS dibeli 134,3440 yen Jepang, atau lebih rendah dari sebelumnya 134,7260 yen Jepang. Dolar AS pun turun menjadi 0,8934 franc Swiss, sebelumnya 0,8976 franc Swiss. Namun meningkat menjadi 1,3472 dolar Kanada, sebelumnya 1,3462 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,3189 krona Swedia, sebelumnya 10,3451 krona Swedia.

Pada Kamis (20/4/2023), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa pengangguran baru meningkat menjadi 245.000 dalam pekan berakhir 14 April 2023. Pekan sebelumnya dilaporkan angkanya 240.000 pekerja. Sedangkan ekspektasi pelaku pasar sebesar 242.000 orang. Atau 3 ribu lebih rendah ketimbang laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS.

Federal Reserve Philadelphia melaporkan pada Kamis (20/4/2023) bahwa indeks manufaktur Fed Philadelphia adalah -31,3 pada April, turun dari -23,2 pada Maret. Itu adalah pembacaan terendah sejak Mei 2020. Para ekonom memperkirakan pembacaan -19,4.

“Jika Fed tetap pada jalurnya, kondisi keuangan yang luas akan terus mengetat, ekonomi akan melambat menuju resesi,” kata Chris Senyek, kepala strategi investasi di Wolfe Research, dalam sebuah catatan pada Kamis (20/4/2023).

Loretta Mester, presiden Federal Reserve Cleveland, mengatakan pada Kamis (20/4/2023) bahwa “permintaan masih melampaui pasokan di pasar produk dan tenaga kerja dan inflasi masih terlalu tinggi,” sambil mencatat bahwa suku bunga dana federal riil akan tetap “di wilayah positif untuk beberapa waktu” setelah bergerak di atas 5,0 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button