Market

Emas Anjlok US$13,90, Punya Duit Silahkan Borong

Peluang damai Rusia-Ukraina menemui jalan buntu. Berdampak kepada anjloknya harga emas secara signifikan.

Pada perdagangan Jumat (Sabtu WIB, 19/3/2022), harga emas merosot tajam yang disebut pekan terburuh dalam empat bulan belakangan.

Terjun bebasnya logam mulia ini, terjadi setelah buntunya perundingan damai antara Rusia dan Ukraina. Ditambah lagi, rencana The Fed mengerek suku bunga AS.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, jatuh US$13,90 atau 0,72 persen menjadi ditutup pada US$1.929,30 per ounce. Untuk minggu ini, kontrak berjangka harga emas kehilangan 2,8 persen, penurunan mingguan terbesar sejak November tahun lalu.

Sehari sebelumnya, Kamis (17/3/2022) harga emas berjangka melonjak US$34 atau 1,78 persen menjadi US$1.943,20, setelah tergelincir US$20,5 atau 1,06 persen menjadi US$1.909,20 pada Rabu (16/3/2022), dan anjlok US$31,1 atau 1,59 persen menjadi US$1.929,70 pada Selasa (15/3/2022).

Dolar AS yang melonjak terhadap para pesaingnya, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Dolar AS menguat karena Amerika Serikat dan Inggris telah memulai rezim baru dengan suku bunga yang lebih tinggi.

Federal Reserve (Fed) memimpin pada Rabu (16/3/2022) dalam menaikkan suku bunga acuan seperempat poin persentase menjadi antara 0,25 persen dan 0,5 persen serta menyusun rencana untuk kenaikan berkelanjutan dalam kebijakan suku bunganya.

Suku bunga yang lebih tinggi cenderung meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar bunga.

“Kami telah melihat momentum yang didorong oleh invasi dan kemarahan spekulatif (untuk emas) secara besar-besaran mendingin selama 10 hari terakhir,” kata Kepala Strategi Pasar Capital.com, David Jones.

Harga emas turun 2,8 persen minggu ini karena optimisme atas pembicaraan damai mengangkat sentimen di pasar keuangan yang lebih luas, mengurangi permintaan untuk aset safe-haven.

“Jika ada gencatan senjata atau semacam kesepakatan, emas bisa turun cukup cepat,” kata Analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.

Namun Analis Standard Chartered, Suki Cooper mengatakan dalam sebuah catatan bahwa bank sentral AS yang hawkish tidak menggagalkan sentimen positif terhadap emas dan bahwa risiko geopolitik saat ini telah meningkatkan kekhawatiran inflasi, menyalakan kembali minat jangka panjang pada emas.

“Sementara pasar fisik berada di bawah tekanan, pertumbuhan minat investor telah lebih dari mengimbangi kelemahan ini untuk saat ini, menunjukkan bahwa pergerakan harga yang bergejolak akan tetap ada,” tambah Cooper.

Para analis pasar memperkirakan jalan jangka pendek yang berombak ke depan, dengan level US$1.900 memberikan dukungan utama. Pada langkah selanjutnya, perkembangan konflik Rusia-Ukraina dan keputusan Federal Reserve selanjutnya akan menjadi penggerak pasar utama untuk harga emas.

Untuk harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 52,9 sen atau 2,07 persen, menjadi ditutup pada US$25,087 per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik US$4,6 atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada US$1.035,90 per ounce.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button