Market

Era Suku Bunga Tinggi, Investasi Properti Dinilai Masih Menjanjikan

Era Suku Bunga Tinggi, Investasi Properti Dinilai Masih Menjanjikan

Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan kaum milenial bakal kesulitan mendapatkan rumah layak. Kalaupun kredit, bunganya lumayan tinggi. Artinya, harga rumah bakalan tinggi. Kalau punya duit, bolehlah investasi properti.

Direktur Finance BTN, Nofry Rony Poetra mengatakan, saat ini, Indonesia adalah negara yang beruntung. Karena memiliki komoditas unggulang yang harganya sedang booming.

Sekitar 2012-2013, tatkala terjadi boom commodity, ternyata berdampak kepada sektor properti alias perimahan. Di mana, harga rumah ikut naik. Kenaikan harga merupakan cerminan dari tingginya permintaan.

Peningkatan harga rumah pada era boom commodity tersebut juga terpantau dari melejitnya indeks saham properti. “Pergerakan positif di sektor perumahan termasuk saham properti ini menjadi peluang bagi kami untuk menghimpun dana murah dari pasar modal guna menggarap peluang besar dari sektor perumahan,” jelas Nofry, dikutip Jumat (15/7/2022).

Nofry menjelaskan, sektor perumahan bisa menjadi mesin untuk menjaga kelangsungan dampak ekonomi dari kenaikan harga komoditas. Alasannya, aliran capital inflow ke sektor perumahan memiliki dampak ganda terhadap 174 sub-sektor lainnya. Selain itu, sektor perumahan juga menggunakan 90% bahan baku lokal sehingga dapat mendongkrak ekonomi dalam negeri.

“Belum lagi, angka kebutuhan perumahan di Indonesia masih tinggi. Kementerian PUPR menyebutkan angka backlog rumah berdasarkan kepemilikan mencapai 12,7 juta unit. Kebutuhan hunian tersebut pun kian mendesak seiring dengan ancaman pandemi serta pemanasan global,” terangnya.

Adapun, pada tahun ini, Bank BTN menunggu lampu hijau pemerintah untuk menggelar rights issue guna mendukung perumahan nasional. “Kami pernah menerbitkan junior global bond hingga over permintaan mencapai 12 kali, sehingga kami optimis mendapatkan pendanaan murah dari publik. Melalui perhitungan kami, usai rights issue kami bisa menyalurkan pembiayaan hingga 300 ribu unit rumah,” ujar Nofry.

Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence, Sunarsip menuturkan, upaya menggarap peluang akselerasi sektor perumahan melalui pencarian pendanaan murah juga dapat ikut memperkuat nilai tukar rupiah. Sebab, langkah tersebut dapat menjadi instrumen untuk menarik investor asing.

Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenko Perekonomian, Thasya Pauline mengatakan, pemerintah telah menggelontorkan berbagai insentif baik fiskal maupun moneter, untuk mendukung sektor perumahan pada 2022.

Dampaknya, kredit properti juga ikut mengalami tren peningkatan pada Maret 2022. “Dukungan terhadap sektor perumahan terus dilakukan dan dengan berbagai insentif tersebut tentunya dapat mengoptimalisasi pertumbuhan sektor perumahan nasional,” papar Thasya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button