Market

Gaduh Konflik Kepentingan Anak Usaha Telkom Borong Saham GOTO, Lahirkan Distrust

Peneliti Indef, Andry Satrio Nugroho mendorong dugaan conflict of interest dalam aksi bisnis Telkomsel memborong saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dibuka saja. Karena mengganggu kepercayaan pasar.

“Harus diakui tudingan adanya conflict of interest terkait keputusan Telkomsel yang anak usaha PT Telkom (Persero) Tbk, tidak menggenakkan. Saya kira dibuka saja, apakah benar atau tidak,” papar Andry kepada Inilahcom, Jakarta, Sabtu (21/5/2022).

Menurut Andry, gaduhnya dugaan conflict of interest dalam aksi bisnis Telkomsel yang merupakan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero/Telkom) Tbk di saham GOTO, dikawatirkan menimbulkan distrust alias ketidakpercayaan dari pelaku pasar. Sehingga memang harus dibuka kepada publik.

“Artinya, pasar bisa punya dugaan bahwa transaksinya diputus bukan berbasiskan kinerja. Tetapi diputuskan karena sesuatu hal yang bukan berbasiskan dari kinerja,” tuturnya.

Dugaan konflik kepentingan dalam pembelian saham GOTO oleh Telkomsel senilai Rp6,3 triliun ini, diungkap mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto (AEK), mengarah kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan Garibaldi Thohir (Boy Thohir) yang menjabat Komisaris sekaligus pemilik semiliar saham GOTO.

Dikutip dari akun Facebooknya, Sabtu (21/5/2022), Agustinus membeberkan analisa yang mempertautkan hubungan keluarga dengan transaksi Telkomsel beli saham GOTO.

Mantan wartawan ini juga mengungkapkan bahwa pada 13 Mei 2022, saham GOTO merosot 50 persen lebih sejak penawaran saham pernada atau Iniltial Public Offering (IPO), menjadi Rp194 per lembar. Atau turun 26 persen ketimbang harga pembelian Telkomsel di level Rp265,5 per lembar.

Selain itu, Edy bertanya sekaligus heran dan curiga, lantaran kakak kandung Erick Thohir (Boy Thohir), tiba-tiba menjadi pemegang 1 miliar lembar saham GOTO pasca perusahaan itu disuntik dana, atau sahamnya dibeli Telkomsel.  “Baunya amis sekali, kita tak bisa tinggal diam,” tulis Agustinus.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button