Market

Garuda Diterjang Isu PHK Besar-besaran, Bos Irfan Santai Saja

Pandemi COVID-19 menjadi pukulan berat bagi bisnis penerbangan. Alhasil, Garuda Indonesia dikabarkan siap menggelar PHK besar-besaran.

Pengamat penerbangan, Alvin Lie mengatakan, sepanjang 2021, industri penerbangan nasional belum bisa mencetak laba. Yang ada, pendapatan maskapai sepanjang relaksasi penerbangan domestik pada 2021, tidak masuk ke kas. Namun harus digunakan untuk membayar utang yang sudah menumpuk selama masa pandemi COVID-19.

Mungkin anda suka

Kondisi keuangan yang sulit itu, kata Alvin, menjadi alasan mendasar isu pemutusan hubungan kerja, atau PHK masih tetap menjadi pilihan maskapai pada tahun ini.

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero/GIAA) Tbk dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) diterpa isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karena terdampak pandemi Covid-19.

“Saat ini maskapai masih mengurangi kerugian belum mencetak keuntungan, uang yang masuk pun masih diprioritaskan untuk membayar tunggakan-tunggakan utang yang kemarin,” kata Alvin.

Alvin menerangkan, pendapatan yang dihimpun maskapai nasional rata-rata sekitar 50 persen sepanjang 2021, dibandingkan dengan capaian 2019. Artinya, pendapatan maskapai belakangan ini masih terpaut lebar dengan beban operasional yang bersifat tetap setiap tahunnya.

“Bisnis penerbangan ini memang volume penumpang menjadi sangat penting karena untuk bisa mendapatkan laba yang diharapkan itu jumlah penumpang dan kargo yang diangkut harus mencukupi,” tuturnya.

Belakangan, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra membantah adanya rencana PHK besar-besaran. Dia bahkan membantah adanya pertemuan antara manajemen Garuda dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) membahas rencana efisiensi, melalui pengurangan karyawan.

Kata Irfan, saat ini, manajemen Garuda, fokus menjalani proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang sedang berlangsung. Jadi, tidak ada proses yang mengarah kepada kebangkrutan atau kepailitan. Akan tetapi restrukturisasi utang.

“Dapat kami sampaikan bahwa Garuda hingga saat ini belum memiliki agenda pertemuan dengan pihak Kementerian Ketenagakerjaan berkenaan dengan penyesuaian jumlah karyawan,” kata Irfan, Jakarta, Rabu (2/2/2022).

Ia mengatakan, Garuda terus menjalin komunikasi dengan seluruh kreditur dalam proses PKPU. Sejauh ini, Garuda mendapatkan tanggapan positif dari sejumlah kreditur. “Termasuk lessor pesawat dalam proses negosiasi guna mencapai kesepakatan terbaik untuk penyelesaian kewajiban usaha,” terang Irfan.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button