Kanal

Gempa Cianjur: Bukti Kekuasaan Allah

Rabu, 23 Nov 2022 – 05:36 WIB

Rumah warga yang hancur akibat gempa di Cianjur.

Rumah warga yang hancur akibat gempa di Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022) (Foto: Inilah.com/Agus Priatna)

Bencana gempa bumi terjadi di Cianjur, Jawa Barat, Senin 21 November 2022, pukul 13.21 WIB. Guncangannya terasa hingga ke Jabodetabek. Suasana Cianjur yang semula tenang berubah menjadi nestapa. Warga berteriak histeris, “Gempa..gempa..Allahu Akbar. Allahu Akbar, astagfirullahaladzim. Mereka panik, berlarian mencari tempat aman. Tangisan pun pecah. Wajah mereka pucat pasi. Banyak korban bergelimpangan tertimpa bangunan roboh dan ada juga yang tertimbun.

Sebanyak 162 orang dinyatakan meninggal. Korban banyak anak-anak siswa sekolah yang sedang belajar di madrasah atau pesantren. Sedangkan korban luka-luka 326 orang, dan 13.784 orang mengungsi di tenda darurat yang tersebar di 14 titik. Gempa ini merusak 2.345 rumah dengan skala 60-100 persen.

Gempa bumi magnitudo 5,6 itu berpusat pada koordinat 6.84 LS, 107.05 BT atau tepatnya di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi, pada kedalaman 11 km. Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, gempa ini tidak berpotensi tsunami. Gempa Cianjur merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri. Ini berdasarkan analisis dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. Dilansir dari geologi.co.id, sesar Cimandiri adalah sesar atau patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 km. Sesar ini memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, lalu mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Musibah ini membuat kita miris. Karenanya, sepantasnya kita berkabung serta mendoakan agar para korban diberikan ketabahan. Para korban yang meninggal agar ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Dan, kita berharap pula Cianjur dan daerah terdampak khususnya cepat kembali normal.

Untuk memulihkan keadaan, pemerintah telah memutuskan memberikan bantuan Rp50 juta untuk perbaikan rumah yang rusak berat, Rp25 juta bagi rumah yang rusak sedang, dan Rp10 juta rumah rusak ringan. Hal ini diputuskan Presiden Joko Widodo saat meninjau korban gempa tersebut. Jokowi memimpin rapat darurat di tenda pengungsi. Presiden mengintruksikan jajarannya segera memperbaiki fasilitas umum dan rumah warga yang terdampak gempa setelah keadaan aman dan tenang.

Peristiwa gempa ini menyadarkan kita bahwa bencana alam terjadi karena kehendak Allah SWT. Ini adalah salah satu musibah yang diberikan Allah untuk menguji hamba-Nya. Allah berfirman, “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin-Nya; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS At-Tagabun ayat 11).

Bencana alam merupakan bukti kekuasaan Allah SWT untuk dijadikan pelajaran agar umat Islam senantiasa mawas diri dan berhati-hati. Sayangnya, masih banyak manusia yang tidak sadar dan bahkan bersikap kufur dan ingkar kepada Allah. Padahal, apapun yang terjadi di dunia sudah tercatat dalam “Lauhul Mahfudz”. Kitab tempat Allah menuliskan seluruh catatan kejadian alam semesta. Demikian juga dengan musibah serta takdir yang dialami setiap orang. Sebagai bagian dari keimanan, kita harus percaya bahwa segalanya berasal dari Allah.

Dalam Al-Quran surat Al Hadid ayat 22, Allah SWT berfirman: “Tidak suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.” Dan masih ada beberapa ayat Alquran yang secara khusus dan menjelaskan tentang bencana alam.

Pada masa Rasulullah Saw dan zaman sahabat, Umar bin Khattab gempa bumi juga pernah terjadi. Gempa pada masa Nabi Saw, dalam sebuah riwayat disebutkan beliau meletakkan tangannya di atas bumi seraya bersabda: “Tenanglah, karena waktumu belum tiba.” Nabi kemudian berpaling kepada para sahabatnya dan bersabda: “Sesungguhnya Rabb kalian benar-benar sedang menegur kalian, maka perhatikanlah teguran-Nya.” (Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah).

Sedangkan gempa bumi pada zaman Umar bin Khattab, beliau berkata,” Wahai sekalian manusia, tidaklah gempa ini terjadi melainkan karena perbuatan kalian. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika peristiwa ini kembali terulang, niscaya aku tidak ingin tinggal bersama kalian lagi di tempat ini, untuk selama-lamanya.”

Dalam Manaqib Umar, karya Ibnu Abid Dun-ya bahwasanya pernah terjadi gempa di zaman Umar bin Khattab. Beliau mengentakkan tangannya ke tanah seraya berseru, “Apa yang terjadi denganmu? Ingatlah, jika terjadi kiamat, pasti bumi akan menceritakan beritanya. Sebab, aku pernah mendengar Rasullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Jika terjadi hari kiamat, maka tidak sehasta dan sejengkal tanah pun melainkan ia (bumi) akan memberitakannya.” Wallahu ‘alam bishawab.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button