Kanal

Gerbang Madinah dan Gunung yang Menyendiri

Pada malam itu, saya dan dua teman saya pergi berkendara keluar kota Madinah. Kami berangkat dari Al-Haram, wilayah sekitar Masjid Nabawi, dan melanjutkan perjalanan ke arah barat. Di satu tikungan menuju Wadi Al Bathan, menuju Madinah Airport, Jabal Uhud tegak kokoh di sebelah kiri kami. Diselimuti cahaya temaram, gunung merah itu terlihat begitu indah.

Itulah gunung yang Rasulullah menyebutkan bahwa di surga, gunung ini akan ada. Dalam hadis Sahih Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Jabal Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga.” Banyak orang berharap, jika kita pernah melihatnya di dunia ini, semoga kelak kita dapat melihatnya kembali di surga.

Gunung Uhud adalah gunung batu berwarna merah, ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi sekitar 1.050 meter, membentang sepanjang 7 kilometer. Gunung Uhud terlihat seperti kelompok gunung yang berdiri sendiri, tidak terhubung dengan gunung-gunung lainnya. Oleh karena itu, penduduk Madinah menyebutnya Uhud, yang berarti “menyendiri”.

Pada siang hari, Jabal Uhud sering dikunjungi oleh para peziarah yang mengunjungi kota Madinah. Meskipun dalam keadaan panas terik, para peziarah dengan tekun mendaki Gunung Uhud untuk mengenang para syuhada yang gugur di sana. Perang Uhud adalah peristiwa bersejarah dalam perjuangan Rasulullah yang terjadi pada tanggal 15 Syawal tahun ke-3 Hijriah.

Salah satu syuhada yang gugur dalam Perang Uhud adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, paman dan sahabat tercinta Nabi Muhammad. Sejak kecil, Sayyidina Hamzah selalu membela dan melindungi Nabi Muhammad. Keberanian, kehebatan, dan keterampilan Hamzah dalam pertempuran membuat orang-orang Quraisy ketakutan. Setelah kemenangan dalam Pertempuran Badar yang gemilang, Rasulullah memberinya julukan “Asadullah”, Singa Allah.

Di Perang Uhud, Hamzah gugur karena terkena tusukan dari seorang budak bernama Wahsyi. Budak ini diperintahkan untuk membunuh salah satu dari tiga orang: Muhammad, Ali bin Abi Thalib, atau Hamzah bin Abdul Muthalib. Wahsyi akan mendapatkan kebebasannya sebagai imbalannya. Hindun, ibu Wahsyi, ingin membalas dendam kepada pasukan Muslim karena ayahnya, Utbah bin Rabi’ah, tewas dalam Pertempuran Badar.

358058946 815142903309043 4159502892389958505 N - inilah.com

Wahsyi tidak berhasil mendekati Rasulullah dalam Pertempuran Badar karena “para sahabatnya selalu melindunginya,” kata Wahsyi. Selain itu, menurut pengakuannya, dia juga tidak mampu membunuh Ali bin Abi Thalib karena “Ali selalu berperang dengan kewaspadaan yang tinggi,” katanya. Namun, saat Hamzah menyerang dengan brutal ke posisi pertahanan pasukan Quraisy yang sedang lengah, Wahsyi berhasil mendekatinya dari balik batu-batuan. Ia berhasil menusuk bagian perut sebelah kanan Hamzah hingga ia meninggal dunia.

Hindun sangat senang saat mengetahui Hamzah tewas oleh tangan Wahsyi. Dalam salah satu riwayat, dikisahkan bahwa Hindun merobek dada Hamzah dan memakan jantungnya. Rasulullah sangat sedih atas kehilangan ini yang sangat besar. Selain karena Hamzah adalah paman yang sangat dicintai oleh Nabi, Singa Allah ini juga merupakan salah satu benteng kekuatan umat Islam pada saat itu.

Setelah Quraisy berhasil ditaklukkan beberapa tahun kemudian, setelah Penaklukan Makkah (Fathu Makkah), Wahsyi memutuskan untuk memeluk agama Islam. Dikatakan bahwa Rasulullah tidak pernah ingin melihat wajah Wahsyi karena beliau selalu teringat akan kematian pamannya. Sampai akhir hayatnya, Wahsyi merasa tersinggung karena Rasulullah tidak pernah mengizinkannya untuk bertemu.

Pada suatu hari di Thaif ketika Wahsyi berusaha menemui Rasulullah, beliau bertanya, “Apakah kamu Wahsyi yang membunuh pamanku, Hamzah?” Wahsyi menjawab, “Keadaan itu seperti yang telah sampai kepada Anda, Wahai Rasulullah.” Rasulullah kemudian meminta agar Wahsyi menjauhkan wajahnya darinya.

Bukan karena benci, tetapi karena cinta kepada Hamzah yang membuat Nabi tidak bisa melihat wajah orang yang telah membunuhnya.

Sayyidina Hamzah dimakamkan di Jabal Uhud. Sekarang, makamnya dapat kita kunjungi di sana, di samping Masjid Asy-Syuhada, sebuah makam yang agung dan panjang milik panglima para syuhada Uhud.

Konon, hingga menjelang kematiannya, Rasulullah selalu mengunjungi makam Sayyidina Hamzah setiap minggu, biasanya pada hari Rabu. Jika Rasulullah datang dari luar kota, beliau akan mampir dulu di Uhud untuk mengunjungi makam pamannya itu. Para sufi dan ahli hakikat menyebut makam Sayyidina Hamzah sebagai “gerbang” kota Madinah. Rasulullah tidak akan memasuki Madinah kecuali melalui gerbang ini.

Saat ini, mengunjungi makam Sayyidina Hamzah adalah salah satu tradisi yang dijalankan oleh para peziarah yang datang ke kota Madinah. Bahkan penduduk Madinah sering kali mengunjungi makam Hamzah terlebih dahulu jika mereka ingin mendapatkan perhatian Rasulullah di Masjid Nabawi. “Aku telah mengunjungi pamanku di Jabal Uhud sebelum mengunjungi makammu, Wahai Rasulullah,” ujar seorang peziarah. Seakan-akan mereka tahu bahwa Rasulullah sangat mencintai dan menghormati pamannya itu.

Suatu siang ketika saya berada di Madinah, saya mengunjungi makam Sayyidina Hamzah di Jabal Uhud. Saya bertekad membuka “gerbang” kota Madinah melalui kunjungan ini. Dalam hati, saya mengucapkan salam kepada Hamzah bin Abdul Muthalib, paman yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad, pelindung Rasulullah, pembela umat Islam, Singa Allah yang berani.

Di sinilah dia bersemayam, di puncak Gunung Uhud yang menyendiri. Dalam hati saya berkata, “Wahai paman Rasulullah, pemimpin para syuhada, semoga kelak kita bertemu di surga di bawah pengawasan Gunung Uhud ini. Saksikanlah bahwa aku sangat mencintai keponakanmu. Hari ini aku datang kepadamu.”

Di bebatuan Gunung Uhud, orang-orang menuliskan namanya dengan harapan bahwa namanya akan dibawa oleh Gunung Uhud ke surga. Sementara itu, saya “mendaftarkan” namaku kepada Sayyidina Hamzah, berharap bahwa dia akan memanggil dan mengingat namaku. Kemudian dia akan melaporkannya kepada Baginda Nabi, “Dia telah datang mengunjungiku.”

Uhud, 7 Juli 2023

FAHD PAHDEPIE

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button