Market

Geregetan dengan IMF dan World Bank, BRICS Bikin Bank Pembangunan

Melemahnya perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, membuat BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa) semakin serius mendirikan bank pembangunan baru (New Development Bank/NDB). Menyaingi Bank Dunia (World Bank) dan IMF.

Tak main-main, untuk mendirikan bank pembangunan anyar serta cadangan darurat, BRICS menyiapkan modal US$150 miliar. Atau setara Rp2.250 triliun (kurs Rp15.000/US$). Nantinya, bank ini berpusat di Shanghai, Cina yang presiden pertamanya berasal India.

Khusus untuk bank pembangunan, BRICS sudah menyiapkan dana US$50 miliar (Rp750 triliun). Sedangkan untuk dana cadangan atau Contingency Reserve Arrangement (CRA) disiapkan sekitar US$100 miliar (Rp1.500 triliun). Dana tersebut untuk membantu negara-negara dan anggota BRICS diterpa masalah likuiditas, serta ketidakpastian ekonomi global.

Terkait bank pembangunan, BRICS terkesan geregetan dengan sepak terjang World Bank dan IMF yang selama ini, tidak memberikan banyak pilihan kepada negara berkembang. Bahkan terkesan kuat, kedua lembaga keuangan itu malah menjerumuskan. Keduanya menjadi alat penekan bagi negara maju untuk memuluskan kepentingan mereka. Alhasil, banyak negara berharap BRICS segera mewujudkan rencana pendirian bank pembangunannya.

Selain itu, salah satu tujuan BRICS membentuk bank pembangunan adalah untuk meningkatkan jumlah dana pinjaman kepada negara berkembang, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur.

Asal tahu saja, BRICS yang merupakan kumpulan dari sejumlah negara maju dan berkembang, yakni Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, menguasai 31 persen GDP (Gross Domestic Bruto) dunia. Lebih tinggi ketimbang kelompok 7 negara dengan perekonomian maju (G7). Beranggotakan Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Di mana, GDP dari Group of seven ini, menguasai 30 persen dunia.

Sebelumnya, pengusaha sekaligus Youtuber, Mardigu Bossman mendorong Indonesia segera masuk BRICS. Karena, dampak ekonominya cukup besar bagi Indonesia. Apalagi kalau Arab Saudi jadi masuk BRICS. “Kalau bicara interest nation, Indonesia jelas perlu masuk BRICS ini,” kata dia dalam tayangan Yotutube.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button