News

Gerindra: Kami Tak Punya Sejarah Curang di Pilpres

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman menanggapi santai tudingan TPN Ganjar-Mahfud yang menyebut bahwa TNI/Polri berpihak ke kubu Prabowo-Gibran dan tak netral.

“Gini nih, (tangan bergaya pistol) satu jari telunjuk ke orang, tiga jari berbalik ke yang menunjuk. Jadi kalau cek ya, soal netralitas kita lihat sejarah saja, ada tidak sejarah kami melakukan kecurangan?,” ujar Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2023).

Menurutnya, sejak maju dalam Pilpres tahun 2009, Prabowo tidak pernah sekali pun melakukan upaya untuk curang. Bahkan pada Pilpres 2019 lalu, Prabowo juga tidak melakukan kecurangan apapun.

“2009 ketika Pak Prabowo cawapresnya Ibu Mega, 2012 ketika bersama PDI memenangkan Jokowi-Ahok. 2014 Pemilu Pilpres, 2019 ada tidak sejarah Gerindra Pak Prabowo melakukan kecurangan?,” lanjutnya.

Sehingga dirinya mempersilakan publik untuk dapat menjadi refleksi bagi orang yang menuduh Prabowo.

“Kemana mereka 2019? Apakah kami melakukan kecurangan atau bukan sebaliknya. Nah itu saja dilihat, ini soal akhlak yang sudah teruji. Jadi kalau Pak Prabowo maju apapun, mengikuti kontestasi apapun, sejarah dan publik menjadi saksi,” tegasnya.

“Tidak pernah satu bentuk kecurangan pun dilakukan. Yang ada disebut-sebut pernah menjadi korban kecurangan,” sambungnya.

Sebelumnya, Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto menyatakan bahwa sebutan Pilpres 2024 sama seperti pertandingan sepak bola bukan tanpa alasan.

Menurutnya, titik awal analogi tersebut karena adanya putusan mengenai batas usia capres dan cawapres yang nyatanya telah mengusik etika dalam dunia politik.

“Kita terusik nurani kita karena titik awal tersebut tiba-tiba kita tahu ada sesuatu yang dipaksakan,” kata Andi dalam konferensi persnya di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/11/2023).

Dengan begitu, Andi menilai ada indikasi pelanggaran sejak awal dengan meloloskan pemain yang usianya tidak sesuai dengan kebijakan tersebut. Dan satu hal yang semakin ia soroti adalah hanya salah satu pemain saja yang terbukti melanggar namun diloloskan.

“Lalu yang disana diizinkan karena asosiasi dunianya memberikan privilege

khusus tentang itu, kira-kira gitu lah,” ujar Andi.

Oleh karena itu, Andi mengaku bingung dengan jalannya Pilpres ke depan jika sejak awal sudah ada indikasi kecurangan. Sehingga dia merasa khawatir karena banyak masyarakat yang meragukannya.

“Jadi bagaimana caranya kami bergerak kedepan untuk melakukan Pemilu 2024 kalau titik awalnya pencalonan capres dan cawapresnya terjadi sesuatu yang kemudian oleh MKMK disebut sebagai pelanggaran etika berat,” jelasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button