Arena

Gregoria Jorji: 1 Ambisi, 2 Turnamen, 3 Prestasi di Malaysia Masters

Semangat terbakar dalam hati Gregoria Mariska Tunjung, penuh percaya diri dan berniat kuat untuk menggapai puncak prestasi yang lebih tinggi lagi di turnamen bulu tangkis Malaysia Masters ketimbang mencapai semifinal tahun 2022. Dengan kepercayaan diri ini, Gregoria yang biasa disapa Jorji mempertajam genggamannya pada impian Olimpiade Paris 2024.

Bertanding di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Sabtu (27/5/2023), Gregoria adalah salah satu dari tiga kesatria bulu tangkis yang mewakili Indonesia di semifinal Malaysia Masters. Pertempuran sengit di tunggal putri akan dihadapinya melawan pemain India yang tangguh, Pusarla V Sindhu. Duel para putri lainnya akan menghadirkan pertarungan memukau antara Akane Yamaguchi (Jepang) dan Han Yue (China).

Sementara itu, atlet muda tunggal putra, Christian Adinata, sebagai wakil Indonesia lainnya, juga bersiap untuk bentrok dengan pemain India, Prannoy HS, dalam pertandingan semifinal pertamanya di turnamen BWF World Tour Super 500.

Duet ganda putra, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dengan gagah berani menjaga harga diri Indonesia. Mereka memukul mundur jagoan tuan rumah, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 21-18, 21-19, dan siap beradu taktik dengan duet Malaysia lainnya, Man Wei Chong/Tee Kai Wun.

“Saya tidak ingin berhenti di sini. Saya berambisi untuk melampaui pencapaian tahun lalu,” ucap Gregoria tegas setelah mengatasi hambatan Wang Zhiyi, pemain China, 21-11, 21-14, dalam babak perempat final.

Pada 2022, Gregoria berhasil mencapai semifinal setelah menaklukkan unggulan teratas, Yamaguchi, dalam pertandingan perempat final yang seru. Kemenangan nyaris terulang melawan An Seyoung di semifinal, namun sayang Gregoria harus rela kalah dengan skor 18-21, 21-13, 8-21.

Gregoria Melenggang Mulus ke Semifinal Malaysia Masters, Kalahkan Unggulan ke-2 Asal China
Tunggal Putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung saat bertanding di Indonesia Masters 2023 di Istora Senayan, Jakarta (Inilah.com/Didik Setiawan).

Awal penampilannya di Malaysia Masters 2022, Gregoria menempati peringkat ke-31 BWF, namun berhasil melonjak ke urutan ke-26 setelah mencapai hasil semifinal. Momen ini menjadi titik balik dalam karirnya yang stagnan sejak 2019.

Setelah itu, Gregoria mulai menunjukkan konsistensi permainan yang luar biasa, dengan meraih semifinal Hylo Terbuka Super 300, semifinal Australia Terbuka Super 300, dan berhasil lolos ke turnamen Final BWF, yang hanya diikuti oleh delapan wakil terbaik di setiap kategori.

Pada 2023, Gregoria, yang kini berusia 23 tahun, mencetak sejarah. Dia lolos ke perempat final All England dan memenangkan turnamen BWF World Tour, yaitu di Spanyol Masters Super 300. Dalam perjalanan menuju puncak,

Gregoria sukses mengalahkan para peraih medali Olimpiade, yaitu Carolina Marin (emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016) di semifinal dan Sindhu (perak Rio de Janeiro 2016 dan perunggu Tokyo 2020) di final.

Dengan prestasi tersebut, Gregoria tampak berpeluang besar untuk menang lagi atas Sindhu. Gregoria kini berubah, namun ia harus tetap waspada dan fokus.

“Saya bersyukur, sekarang saya memiliki kepercayaan diri yang cukup baik di dalam maupun di luar lapangan. Saya merasa lebih mampu berkembang,” ungkap Gregoria.

Berkat penampilannya yang brilian sejak akhir 2022, Gregoria kini menempati peringkat kesembilan dunia, posisi tertinggi yang pernah dicapainya. Ini menjadi bekal yang kuat untuk menjalani kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung dari 1 Mei 2023 hingga 28 April 2024.

Dia lolos ke Tokyo 2020, namun harus tersingkir di babak kedua. Jika ia terus berkembang, juara dunia yunior 2017 ini bukan hanya memiliki peluang untuk lolos, tetapi juga berpeluang mendapatkan hasil yang lebih baik di Paris 2024.

Christian juga tak mau berhenti di semifinal. Dia mempertahankan semangatnya untuk berhadapan dengan Prannoy setelah mengalahkan mantan pemain nomor satu dunia, Kidambi Srikanth, 16-21, 21-16, 21-11, pada perempat final.

Namun, berita kurang menggembirakan datang dari ganda campuran, Indonesia kehilangan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada perempat final. Rinov/Pitha kalah dari unggulan ketiga, Seo Seung-jae/Chae Yu-jung (Korea Selatan), 15-21, 20-22.

Kekalahan juga dialami Hendra/Ahsan melawan Man/Tee, 21-23, 17-21. Sementara itu, Apriyani/Fadia harus menyerah dari Jeong Na-eun/Kim Hye-jeong (Korea Selatan) 15-21, 21-18, 16-21.

“Kami harus menerima hasil ini. Tentu saja kami kecewa dan sedih, karena setiap pemain ingin hasil yang terbaik. Namun, lawan sudah sangat siap dengan strategi mereka hari ini, sedangkan permainan kami kurang konsisten. Ini menjadi pelajaran bagi kami, untuk mempertahankan hal positif dan mengevaluasi yang masih kurang,” pungkas Apriyani.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button