Gallery

Harga BBM Nonsubsidisi Naik, Coba BBM Oktan Rendah? Ini Risikonya!

Harga BBM Nonsubsidi terus merangkak naik. Pertamina kembali menaikkan harga BBM Nonsubsidi yang beroktan tinggi seperti Pertamax Turbo. Para pengguna kendaraan pun harus merogoh kocek lebih dalam. BBM oktan rendah bisa menjadi alternatif, tapi Anda harus pahami risikonya.

Sejak Minggu (10/7/2022), Pertamina mengumumkan seluruh produk bahan bakar minyak (BBM) Nonsubsidi dijual dengan harga baru. Untuk Pertamax Turbo (research octane number/RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp16.200 dari Rp14.500, Pertamina Dex (CN 53) jadi Rp16.500 dari Rp13.700, dan Dexlite (CN 51) jadi Rp15.000 per liter dari sebelumnya Rp12.950 untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen.

Kebijakan itupun menyusul penyesuaian harga BBM Nonsubsidi sebelumnya yang telah diterapkan terhadap Pertamax. Kenaikan harga bahan bakar minyak BBM RON 92 Pertamax pada awal April lalu menjadi sebesar Rp12.500 per liter. Pertamina selama ini menyediakan BBM jenis Pertalite dengan nilai oktan 90, Pertamax dengan oktan 92, serta Pertamax Turbo dengan oktan 98.

Banyak pengguna kendaraan yang kemudian menyikapinya dengan melakukan migrasi ke BBM dengan oktan lebih rendah yang lebih murah. Hal tersebut merupakan sebuah konsekuensi mengingat disparitas harga jual Pertalite dengan Pertamax yang cukup jauh.

Dampak BBM Oktan Rendah

Para praktisi otomotif, teknisi, produsen kendaraan bahkan pihak Pertamina sendiri kerap mensosialisasikan dampak penggunaan BBM dengan kadar oktan rendah pada mesin. Risikonya tentu harus Anda tanggung terhadap mesin kendaraan Anda.

Pada dasarnya angka oktan memang merupakan parameter ketahanan BBM dari tekanan/temperatur untuk nyala sendiri (detonasi). Semakin tinggi angka oktan, yang dicerminkan dari RON BBM, akan semakin baik pula kualitas BBM. Itu sebabnya pentingnya menggunakan BBM dengan angka oktan tinggi.

Ukuran oktan pada BBM merupakan ukuran standar yang menunjukkan tekanan maksimum yang diperbolehkan di ruang bakar sebelum bensin terbakar secara spontan. Campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar mesin dapat terbakar secara spontan sebelum penyalaan oleh busi. Angka oktan yang lebih rendah berarti waktu yang lebih lama bagi bensin untuk terbakar secara spontan.

Pembakaran tidak spontan menyebabkan suara ketukan atau ping dari mesin mobil. Ini harus dihindari. Anda dapat memilih bahan bakar yang tepat untuk mobil Anda berdasarkan angka oktan yang disarankan yang sesuai dengan rasio kompresi mesin mobil Anda. Sebaiknya mesin dengan rasio kompresi tinggi menggunakan bensin oktan tinggi.

Sementara rasio kompresi merupakan perbandingan volume silinder saat piston berada pada titik mati atas terhadap titik mati bawah. Rasio kompresi yang lebih tinggi membuat partikel udara dan bahan bakar terkompresi dalam kepadatan yang lebih besar dan dalam tekanan tinggi, sehingga lebih banyak bahan bakar yang terbakar.

Setiap oktan BBM memiliki rasio kompresi yang berbeda. Misalnya untuk jenis BBM jenis Premium di Indonesia yang memiliki oktan rendah 88 cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 7:1 hingga 9:1. Sementara oktan 90 untuk Pertalite, cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 9:1 hingga 10:1.

Sedangkan BBM dengan oktan 92 pada jenis Pertamax, atau jenis Super untul Shell sangat tepat untuk mesin mobil dengan rasio kompresi 10:1 hingga 11:1. Untuk bensin dengan oktan 98 seperti pada jenis Pertamax Turbo (produksi Pertamina) disarankan untuk mesin mobil dengan rasio kompresi di atas 12:1.

Oktan yang lebih tinggi memungkinkan penggunaan rasio kompresi yang lebih tinggi. Rasio kompresi berhubungan langsung dengan efisiensi termal, sehingga semakin tinggi rasio kompresi, semakin efisien mesin kendaraan.

Penting Gunakan Oktan yang Tepat

BBM dengan oktan tinggi menjadi makanan sehat bagi kendaraan Anda. Seperti tubuh kita yang membutuhkan makanan bergizi agar lebih sehat dan bertenaga. Penggunaan BBM dengan oktan yang tepat dengan rasio kompresi tinggi menghasilkan daya yang tinggi pula. Hal ini membuat pemakaian bahan bakar lebih irit dan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan.

Kendaraan keluaran terbaru memiliki spesifikasi mesin yang memang dirancang untuk BBM dengan RON tinggi. Jika tidak menggunakan BBM dengan oktan yang sesuai, maka akan terjadi off-designoperation atau operasi mesin di luar perancangan sehingga sangat berisiko bagi mesin mobil atau sepeda motor.

BBM RON rendah akan menurunkan performa/unjuk kerja (daya, efisensi), memburuknya emisi gas buang kendaraan bermotor, membuat mesin mengelitik (knocking), sampai risiko terburuk yaitu ruang bakar berlubang.

Secara termodinamika, knocking terjadi karena BBM RON rendah tidak tahan terhadap tekanan atau temperatur tinggi, akibatnya BBM bisa terbakar sebelum waktunya untuk dinyalakan oleh api dari busi. Pembakaran yang terjadi bukan dari busi itulah yang disebut knocking.

Jika Anda menggunakan bensin oktan yang tidak tepat terus menerus, Anda mungkin mendapatkan lubang di piston mesin mobil Anda. Mesin akan selalu mengalami masalah knocking setiap kali mobil distarter atau bahkan saat mobil didorong untuk berakselerasi dan mendahului mobil lain. Lebih parah lagi jika mobil sering digunakan untuk perjalanan jarak jauh.

Bagaimana jika Anda menggunakan BBM dengan oktan terlalu tinggi? Memakai bahan bakar dengan oktan yang tinggi juga tidak secara pasti memaksimalkan kondisi mesin. Bahkan, oktan yang berlebih dapat merusak mesin mobil. Sebaiknya, pemilihan bahan bakar harus memperhitungkan kesesuaian oktan dengan kompresi mesin mobil.

Apakah mencampur-campur BBM dapat membuat oktan lebih maksimal? Mencampur-campur bahan bakar tidak akan menghasilkan apa-apa. Mencampur bahan bakar tidak akan mengubah oktan dari setiap jenisnya. Bahkan, apabila hasil campuran bahan bakar tetap memiliki oktan yang tidak sesuai dengan kompresi, mesin mobil bisa rusak. Jadi, sebaiknya pakai satu jenis oktan saja.

Sebaiknya cek dulu manual book untuk melihat BBM dengan yang oktan yang tepat untuk kendaraan Anda. Gunakan selalu oktan yang sesuai dengan kendaraan Anda karena berkaitan dengan umur mesin, kecepatan dan power serta efisiensi bahan bakar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button