Hangout

Hasil Survei: 25 Persen Ibu Belum Hamil Stres karena Nyinyiran Orang Sekitar

Berbeda dengan pasangan yang memang memutuskan untuk menunda punya anak, tekanan sosial justru menjadi salah satu pemicu stres bagi pasangan yang ingin langsung punya anak setelah menikah.

Berdasarkan survei Teman Bumil bersama Populix terhadap 895 ibu, ketika belum juga hamil, sebanyak 54 persen stres takut tidak subur dan tidak bisa punya anak serta 25 persen stres akibat nyinyiran dari orang sekitar (orang tua, mertua, teman, dan lain-lain).

Sementara, 11 persen stres karena takut pasangan merasa kecewa, 6 persen stres karena merasa gagal menjadi perempuan, dan 3 persen stres karena takut pasangan berpaling ke perempuan lain.

Gangguan kesuburan pada istri

Masalah gangguan kesuburan serta usia sang Istri memang kerap menjadi tantangan bagi pasangan yang ingin punya anak. dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG-KFER, MSc., mengungkapkan bahwa terdapat 15 persen pasangan yang tidak kunjung hamil pada tahun pertama.

“Kelompok ini disebut pasangan yang mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas, sehingga butuh konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan agar peluang keberhasilan program hamil meningkat,” ujar Yassin seperti yang dikutip dari siaran pers teman bumil di Jakarta, Sabtu, (25/12/2021).

Salah satu ibu yang berjuang cukup lama untuk mendapatkan anak adalah Diana Y. Sari, 45. Menikah di tahun 2007, dia dinyatakan positif hamil setelah menunggu selama 9 tahun, tepatnya pada tahun 2016.

Namun, dia cukup was-was karena usianya ketika hamil sudah mencapai 40 tahun serta memiliki kista dan autoimun jenis ITP.

Meski sebelumnya sempat terpikir untuk melakukan inseminasi atau IVF (program bayi tabung), Diana dan pasangan mengurungkan niat.

Sebagai usaha untuk memperbesar peluang kehamilan, Diana melakukan operasi pengangkatan kista sebanyak dua kali pada tahun 2011 dan 2014.

Selama menantikan sang Buah Hati, Diana kerap mendapatkan pertanyaan apakah dia sudah hamil atau belum dari sanak saudaranya.

“Jawaban saya, ‘Belum dikasih. Minta doanya saja, ya.’ Bisa jadi dengan bantuan doa dari mereka juga, kami diberikan kepercayaan untuk memiliki anak,” tutur Diana.

Psikolog ungkap cara hadapi tekanan sosial bagi ibu belum hamil

Terkait tekanan sosial ketika memutuskan untuk menunda punya anak ataupun belum dikaruniai anak, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog., menyarankan pasangan perlu berdiskusi bagaimana cara menjawab pertanyaan dari orang sekitar atas kondisi tersebut.

“Jadi, sebenarnya kan sudah hamil atau belum hamil itu banyak sekali variabelnya. Ada yang memang kita belum siap secara psikologis. Namun, bisa jadi karena biologis. Yang mungkin penting untuk kita siapkan adalah mendiskusikan dengan pasangan akan menjawab apa ketika orang-orang bertanya dan bagaimana cara menjawabnya. Bisa saja kita bersepakat dengan pasangan untuk mengabaikan saja semua pertanyaan tentang anak. Bisa juga kita menjawab dengan ‘doain saja’, kemudian mengalihkan ke topik lainnya,” terang psikolog yang akrab disapa Nina ini.

Selain menemui kesepakatan bagaimana cara merespons orang sekitar, tambah Nina, berdiskusi dengan pasangan juga akan membuat istri merasa punya support system ketika menjawab hal itu. Alhasil, istri cenderung tidak menyalahkan dirinya sendiri karena belum juga hamil.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button