Hangout

Hasil Survei: Ribuan Orang Alami Sistem Kekebalan Tubuh Lemah saat Pandemi

Kesehatan imun menjadi bagian penting dan perhatian utama konsumen sejak situasi pandemi COVID-19 yang melanda dunia di tahun 2020. Dalam Asia Pacific Personal Habits Survey 2022 yang dilakukan Herbalife Nutrition kepada 5.500 konsumen di seluruh kawasan Asia Pasifik, terungkap bahwa hampir seperempat responden pernah mengalami sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah selama pandemi.

Survei ini juga menemukan bahwa mendukung kekebalan tubuh secara umum merupakan alasan utama dari konsumen yang meningkatkan konsumsi vitamin dan suplemen selama pandemi.

Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, Herbalife Nutrition, mengumumkan peluncuran produk terbaru Immunoturmeric di kawasan Asia Pasifik. Produk baru ini akan semakin melengkapi rangkaian suplemen nutrisi menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat dan sehat.

Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi mengatakan saat ini konsumen, mengonsumsi lebih banyak suplemen nutrisi untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Mereka juga menjadi lebih cerdas tentang kualitas dan efektivitas produk.

“Peluncuran produk Immunoturmeric merupakan komitmen kami untuk memberikan produk nutrisi berkualitas tinggi yang didukung ilmu pengetahuan dan para ahli nutrisi untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus berkembang saat ini. Mulai dari memastikan sumber bahan baku yang berkualitas hingga mengadopsi teknologi canggih, yang dipandu oleh program Seed to Feed mencakup kontrol kualitas kami secara berkesinambungan melakukan pengetesan pada produk untuk memastikan standar dalam pengembangan dan manufaktur produk,” kata Andam Dewi, ditulis di Jakarta, Jumat, (16/12/2022).

Immunoturmeric dikembangkan dengan bahan baku terbaik, dibudidayakan oleh petani kunyit di Jawa Tengah, Indonesia. Bahan utama yang digunakan dalam produk yaitu Kurkumin yang merupakan senyawa yang ditemukan dalam ramuan kunyit dan telah lama digunakan untuk kualitas antioksidan dan anti-inflamasi, serta kemampuannya untuk mengatur fungsi kekebalan tubuh.

“BPOM sebagai otoritas pengawasan obat dan makanan berkomitmen secara konsisten mendukung riset obat bahan alam dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). BPOM melakukan pengawalan riset dengan memberikan pendampingan bagi para peneliti dan pelaku usaha terkait pemahaman terhadap regulasi,” kata Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, Reri Indriani.

Lebih lanjut, Reri juga menyampaikan bahwa BPOM juga lebih proaktif menjangkau stakeholders, menerapkan agility, serta me-review regulasi guna mendukung pengembangan hingga komersialisasi produk dengan tetap kedepankan pemenuhan terhadap standard keamanan, manfaat, dan mutu.

Transformasi riset akan sangat mendukung program BPOM dalam mewujudkan Kemandirian Nasional dalam Penyediaan Bahan Baku Obat Bahan Alam sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk Obat Tradisional.

Program ini dimaksudkan untuk memberi solusi holistik dalam rangka percepatan pengembangan obat bahan alam melalui sinergi dengan   seluruh pemangku kepentingan dalam bentuk sinergisme Penta Helix (ABCGM).

BPOM mendorong pemanfaatan komponen produk bersumber dari sumber daya alam lokal di dalam negeri yang  diharapkan memberikan multiplier effect dari hulu ke hilir. Mulai dari budidaya tanaman, peningkatan kapasitas petani, pengembangan industri ekstrak bahan alam, dan tentunya berdampak pada penyerapan tenaga kerja.

“Kami berharap ke depan semakin banyak pengembangan dan produksi obat bahan alam inovatif untuk mendukung kemandirian dan kedaulatan kesehatan bangsa Indonesia dan selanjutnya mampu go international,” jelas Reri.

Untuk memastikan kualitas terbaik dan kemanjuran khasiat produk, dalam proses pembuatan Immunoturmeric menerapkan teknologi nano yang canggih, untuk mengubah Kurkumin yang diekstrak dari kunyit menjadi partikel nano agar lebih mudah larut dan diserap yang lebih baik di dalam tubuh.

“Kurkumin memiliki potensi besar untuk mengobati berbagai penyakit, dalam produk Immunoturmeric menggunakan teknologi terapan dengan pendekatan Dispersi Padat untuk ekstrak kunyit untuk memberikan nanodispersi kurkumin sehingga meningkatkan kelarutan nyata dan meningkatkan biovailabilitas kurkumin,” kata Researcher Immunoturmeric dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Dewi Setyaningsih.

Manfaat yang didapatkan adalah untuk menjaga kesehatan dan stamina kekebalan tubuh, setiap kapsul Immunoturmeric terdiri dari 336mg rimpang curcuma domestica (curcuma longa) dalam partikel berukuran nano. Hanya menggunakan bahan-bahan alami, tidak mengandung pewarna makanan atau penyedap tambahan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button