Market

IMF Sebut Kebijakan Larangan Ekspor Akibatkan Krisis Pangan di Dunia

International Monetary Fund atau IMF menyebut kebijakan larangan ekspor pangan sejumlah negara mengakibatkan terjadinya krisis pangan di dunia. Sebab saat ini ada setidaknya 25 negara yang menerapkan larangan ekspor pangan tersebut.

“Lebih buruk lagi, sekitar 25 negara telah bereaksi terhadap harga pangan yang lebih tinggi dengan mengadopsi pembatasan ekspor yang mempengaruhi lebih dari 8 persen perdagangan pangan global,” kata Managing Director IMF, Kristalina Georgieva dalam Seminar G20, di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7/2022).

Dia mengatakan krisis pangan yang terjadi saat ini sudah meningkat dan mengakibatkan 345 juta orang di 85 negara kelaparan. Data ini merujuk dari World Food Programme (WFP) pada Juni 2022.

“Selain itu, yang memperumit respons pasokan makanan adalah dua kali lipat harga pupuk selama dua belas bulan terakhir, yang mencerminkan rekor biaya input yang tinggi seperti gas alam,” jelasnya.

Untuk itu, Georgieva mewarawkan solusi untuk untuk meredakan krisis pangan yang terjadi. Pertama, memberikan dukungan segera kepada yang rentan, kedua memfasilitasi perdagangan dan pasokan makanan internasional, ketiga meningkatkan produksi dan keempat berinvestasi dalam pertanian yang tahan iklim.

Kemudian, menurutnya bantuan untuk pengadaan pasokan makanan juga perlu dilakukan. Dia mengingatkan agar bantuan yang diberikan bisa tepat sasaran kepada masyarakat rentan.

“Jika tidak tepat sasaran, subsidi energi dan pangan menjadi mahal dan tidak efisien. Mereka harus diganti dengan bantuan tunai yang hanya menjangkau mereka yang paling rentan,” tutupnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button