Market

Indonesia Kekurangan 12,7 Juta Rumah, Pengembang Makin Pede Garap MBR

Mungkin tak banyak yang tahu, kebutuhan masyarakat Indonesia akan rumah, masih sangat tinggi. Berdasarkan angka backlog perumahan di Indonesia, mencapai 12,7 juta unit. Artinya, masih banyak masyarakat yang belum punya rumah layak.

Seperti disampaikan Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Herry Trisaputra Zuna, tahun ini, angka backlog di Indonesia mencapai 12,71 juta unit.

Tingginya angka backlog terjadi oleh beberapa faktor, namun yang paling umum penyebabnya adalah kesenjangan lebar antara proses pembangunan fisik rumah dengan populasi penduduk yang setiap tahun meningkat.

“Pemerintah telah melakukan sejumlah strategi untuk mengatasi persoalan backlog tersebut. Mulai dari peningkatan alokasi APBN untuk pembangunan perumahan rakyat, mempermudah pembiayaan perumahan, hingga pemberian berbagai skema subsidi seperti (SBUM), Fasilitas Likuditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Bantuan Pembiayaan Perumahan berbasih Tabungan (BP2BT) serta Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).” kata Herry, Jakarta, dikutip Senin (4/9/2023).

Baca Juga:

Naga Properti Dibawa Aguan Bangun Bisnis di IKN Nusantara

Di sisi lain, situasi ini membuat ada pasar besar yang menjadi opportunity besar bagi kalangan pengembang. Karena itu segmen rumah subsidi untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) selalu diminati dan ada cukup banyak perusahaan developer yang mengembangkan segmen ini.

Salah satunya PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (Ingria) yang fokus dengan pengembangan segmen ini khususnya untuk memenuhi pasar perumahan MBR. Hal ini juga untuk mendukung program perumahan sejuta rumah hingga aktif dalam program perumahan pemerintah khususnya dalam mengatasi persoalan backlog.

“Ingria fokus untuk menjadi pengembang perumahan bagi segmen MBR yang kebutuhannya terus meningkat. Segmen ini kami garap sejak perusahaan ini didirikan tahun 2013 lalu hingga kami menjadi perusahaan terbuka (Tbk). Kami akan terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi segmen masyarakat menengah ke bawah dengan hunian berkualitas,” ujar Eka Maolana, Corporate Secretary Ingria.

Saat ini, Ingria memiliki beberapa portofolio pengembangan proyeknya seperti di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kemudian di Kecamatan Cimanggung dan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan berbagai lokasi lainnya hingga di luar Pulau Jawa seperti Samarinda.

Samarinda seperti juga kota-kota besar lainnya yang terus berkembang di Indonesia, membutuhkan banyak sarana hunian khususnya bagi kalangan MBR. Di Samarinda Ingria mengembangkan Perumahan New Mahakam Grande (NMG) yang berlokasi di Lok Bahu dengan pengembangan seluas 256.630 meter-persegi.

Kelebihan lainnya, lokasi NMG berada di pusat ekonomi dan hanya 30 menit ke pusat kota, 10 menit ke Islamic Center Samarinda, dan dekat ke Jalan Raya Juanda yang merupakan akses jalan utama di Kota Samarinda. Saat ini NMG telah mengembangkan seluas 195.295 m2 dan sudah banyak rumah yang diserahterimakan kepada konsumen.

Selain NMG, Ingria juga tengah menyiapkann pembangunan perumahan di Mahakam Grande City (MGC) dengan lahan yang lebih luas mencapai 897.622 m2. Perumahan yang juga berlokasi di Samarinda ini ditargetkan memulai pengembangannya pada tahun 2024. Total Ingria telah mengembangkan 10 perumahan yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Sumedang, Bandung, hingga Samarinda.

“Pasar yang besar membuat kami terus berkomitmen untuk meneruskan pengembangan di segmen MBR. Kendati begitu kami tetap mengutamakan lokasi strategis, kualitas bangunan, hingga berbagai fasilitas untuk kenyamanan penghuni,” kata Eka.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button