Bea Cukai terus melakukan sinergi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas dan fungsinya. Kali ini sinergi dilakukan Bea Cukai di tiga wilayah, masing-masing di Ketapang, Kendari, dan Nunukan.
Bea Cukai Ketapang jalin kemitraan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) SKW I Ketapang dalam mewujudkan Green Customs and Blue Customs di Kalimantan Barat, (19/01/2024).
Hal ini dilakukan sesuai inisiatif Kementerian Keuangan terkait perubahan iklim seperti climate financing dan carbon tax.
“Konservasi alam sendiri disebutkan dalam Undang-Undang Kepabeanan, terutama di Pasal 25 ayat (1) huruf e UU Nomor 17 tahun 2006. Jadi, sejatinya dengan membangun kemitraan dengan operator pelestarian lingkungan berarti Bea Cukai menjalankan amanah konstitusi,” jelas Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar.
Untuk mendukung pelestarian lingkungan, Bea Cukai pun menyediakan berbagai fasilitas. Salah satunya adalah fasilitas pembebasan bea masuk, yang merupakan insentif yang dapat membantu usaha pelestarian alam.
“Namun ada terms and conditions yang harus dipahami agar pelaksanaan di lapangan dapat berjalan dengan baik,” imbuhnya.
Kemudian di Kendari, Bea Cukai menerima kunjungan dari dua instansi di wilayahnya, yaitu masing-masing oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari (11/01/2024) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari (17/01/2029).
Sinergi besama Imigrasi dilakukan sebagai peningkatan pengawasan impor di wilayah Sulawesi Tenggara, sedangkan bersama BPOM dilakukan untuk koordinasi tentang hasil kegiatan operasi penindakan bersama pada tahun 2023.
“Selain itu, sinergi juga dilakukan Bea Cukai Nunukan dengan Balai karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Kalimantan Utara (01/02/2024). Tujuan ketiga kegiatan ini adalah memperkuat koordinasi dalam menghadapi tantangan bersama bidang keamanan, dan mendorong pengembangan ekonomi nasional,” tutup Encep.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)