Market

Inilah Saham Pilihan Saat IHSG Menanjak ke 7.550 di Akhir Tahun

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih memiliki ruang penguatan hingga 7.550 di akhir tahun. Namun, pemodal perlu mewaspadai kebijakan suku bunga agresif dari Bank Sentral AS The Fed. Inilah saham-saham pilihannya.

Pada perdagangan Kamis (8/9/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat 45,260 poin (0,63%) ke posisi 7.232,017. Sepanjang perdagangan, indeks mencapai intraday tertingginya di 7.277,884 atau menguat 91,127 poin. Sementara terendahnya di 7.204,646 atau menguat 17,889 poin dari posisi pembukaan di angka positif 7.205,577.

“Penguatan IHSG memberikan sinyal positif bagi pasar karena itu menunjukkan aksi beli lebih banyak,” kata Suria Dharma, Pengamat Pasar Modal dari PT Samuel Sekuritas Indonesia kepada Inilah.com di Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Bursa Indonesia terhitung menarik, sambung Suria, karena investor asing terus mencatatkan posisi net buy dalam kisaran Rp500 miliar hingga Rp1 triliun. “Hari ini investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp750 miliar,” ujarnya.

Dana asing pun, kata dia, masuk ke pasar domestik nilainya mendekati Rp70 triliun (year to date) di kisaran Rp68 triliun. “Ini terhitung besar,” ucapnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, saat The Fed mengeluarkan kebijakan pengetatan moneter secara agresif, dana asing sempat keluar. “Tapi, kondisi itu secara perlahan berbalik, di mana dana asing masuk dan terus bertambah,” papar dia.

Akibatnya, kalaupun investor domestik melakukan aksi jual, investor asing menampung sehingga IHSG tidak bisa turun. “Apalagi, bursa saham global dan regional juga mengalami kenaikan seiring kenaikan di Wall Street setelah melemah sebelumnya,” tuturnya.

Pasar Sambut Positif ‘Jeleknya’ Data Ekonomi AS

Menurut dia, kenaikan bursa saham AS justru karena sejumlah data ekonomi di negeri Paman Sam tidak begitu bagus. Jadi, sekarang terbalik.

“Saat ekonomi AS tidak begitu bagus, pasar melihat kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga secara agresif menjadi semakin kecil. Begitu data jelek, di market justru jadi bagus dibandingkan kondisi normal. Padahal, biasanya, saat data bagus indeks naik,” beber Suria.

Arah IHSG Selanjutnya

Hingga akhir 2022, ia menargetkan IHSG bertengger di 7.550. “Biasanya, September IHSG mengalami penurunan. Tapi, kali ini ternyata tidak. Di September ini, IHSG masih kuat juga ternyata,” ucapnya.

Untuk jangka pendek, support kuat IHSG berada di 7.200 dan support terdekat di 7.150. Sementara resistance terdekat berada di 7.300.

Secara historis, Suria mengungkapkan, IHSG selalu naik di Desember. “Biasanya, September mulai turun terlebih dahulu, Oktober-November, dan mulai naik kembali di Desember,” tuturnya.

Ia memaparkan, fluktuasi IHSG sangat tergantung pada kondisi pasar global. Saat mendekati Rapat FOMC The Fed, suku bunga acuan The Fed (FFR) September ini berpeluang naik sebesar 50 basis poin.

“Jika naiknya sebesar 75 basis poin, market berpeluang bergejolak kembali,” timpal dia.

Akan tetapi, Suria menegaskan, negara-negara Asia Tenggara diuntungkan dengan situasi kebijakan The Fed. “Ini terbukti dengan return year to date IHSG paling bagus di Asia Pacifik,” ucapnya tandas.

Saham-saham Pilihan

Di sektor perbankan, Suria mengaku suka dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

“Saham-saham batu bara juga masih disukai pasar tapi tampak sudah mulai netral karena harganya sudah tinggi banget. Tapi, pasar masih suka saham-saham batu bara,” ujarnya.

Begitu juga dengan saham-saham di sektor consumer yang mulai cukup positif. “Ini karena harga komoditas mulai turun terutama gandum,” tuturnya.

Saham-saham di sektor telekomunikasi juga mendapat rekomendasi positif karena dinilai masih bagus.

“Tapi, semua itu tergantung bagaimana cerita dari The Fed. Karena (kalau The Fed agresif menaikkan suku bunganya) bisa bergejolak lagi. Kita lebih defensif lah. Kita tetap harus hati-hati meski investor asing terus masuk,” imbuhnya mewanti-wanti.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button