News

Jadi Juru Damai Dunia, Kiai Sepuh Minta NU Harus Kompak Jangan Rebutan Jabatan

Warga dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) diimbau untuk menjaga keikhlasan dan persatuan di internal organisasi sebagai juru damai dunia.

Imbauan itu disampaikan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Nurul Huda Djazuli dalam Tasyakuran 1 Abad NU dan Doa untuk Muassis-Masyayikh Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (17/2/2023).

“NU itu harus kompak. Siapa pun yang khidmah dengan NU, jangan sekali-kali (konflik gara-gara) rebut jabatan, rebut kekuasaan,” tutur K.H. Nurul.

Dia juga mengingatkan agar para kiai NU menjaga kekompakan sebagai dasar untuk tak tergoyahkan, karena biasanya menjelang Pemilu 2024 para kiai akan kedatangan tamu “bermacam-macam”. “Jangan sampai NU pecah,” pesannya.

Sementara itu, Rais Syuriyah PBNU K.H. Ahmad Haris Shodaqoh mengingatkan bahwa peran global NU untuk menjadi juru damai merupakan cerminan dari misi kasih sayang universal Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta).

Namun demikian, tambahnya, NU mesti konsisten pada prinsip-prinsip yang telah dicanangkan para pendirinya, baik dalam hal akidah, syariah, maupun akhlak.

Selain itu, Wakil Rais Aam PBNU K.H. Anwar Iskandar mengimbau agar Nahdliyin mampu menjaga hal-hal baik yang dipedomani NU.

“NU harus mampu menjaga hal-hal lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik. Al-muhafadhah ‘alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah, tanpa keluar dari ajaran salafus shalih,” kata Anwar.

Dia juga menyampaikan sejumlah capaian fenomenal, salah satunya Muktamar Internasional Fikih Peradaban I sebagai kelanjutan dari G20 Religion Forum atau R20 yang juga diinisiasi NU.

Salah satu butir deklarasi dari pertemuan ulama dunia itu adalah memberi legitimasi kepada Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan PBB sebagai institusi multilateral yang sah dari kacamata syariat.

“NU telah mendeklarasikan sebuah cita-cita besar bahwa kita ingin jadi pelopor dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah dunia,” tambahnya.

Tasyakuran 1 Abad NU dan Doa untuk Muassis-Masyayikh Nahdlatul Ulama itu digelar Kamis (16/2) dan berakhir pada Jumat dini hari. Hadir dalam forum itu ialah Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar beserta Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf dan segenap pengurus harian PBNU.

Sebelumnya, para kiai sepuh NU dari berbagai daerah di Indonesia menggelar tahlil dan istigasah di area makam Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis (16/2/2023).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button