News

Jokowi Kasih BLT Rp5.000 Sehari, Seharga Satu Porsi Cimol

Presiden Joko Widodo menjanjikan bantuan langsung tunai (BLT) BBM kepada masyarakat sebesar Rp600 ribu untuk 20,6 juta penerima.

Pemerintah menyiapkan dana senilai Rp12,4 triliun untuk BLT yang mulai dibagikan sejak Rabu (31/8/2022) lalu.

Pemberian BLT BBM dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama pada September ini sebesar Rp300 ribu. Kemudian, bantuan akan kembali diterima masyarakat sebanyak Rp300 ribu pada November mendatang.

“Hari ini, kami telah memulai pembagian BLT BBM yang diberikan kepada masyarakat selama empat bulan, per bulannya diberikan Rp150 ribu,” kata Jokowi dalam keterangannya, Rabu (31/8/2022).

Jika dihitung, penerima bantuan hanya mendapatkan Rp600 ribu untuk empat bulan. Artinya, jumlah besaran bantuan yang diberikan pemerintah sebanyak Rp150 ribu per satu bulan atau Rp5 ribu per hari.

Untuk itu, sejumlah masyarakat mengaku jumlah tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di tengah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Hal tersebut disampaikan oleh Novitasari (40), seorang ibu rumah tangga yang keluarganya terdaftar sebagai peserta program Keluarga Penerima Manfaat (KPM), sehingga berhak mendapatkan BLT BBM. Dia mengaku belum mendapatkan bantuan tersebut.

“Kalau bantuan cuma Rp5 ribu sehari ya nggak cukup. Buat ongkos anak sekolah saja sudah nggak cukup,” kata Novi kepada Inilah.com, Selasa (13/9/2022).

Perempuan yang tinggal di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan itu menjelaskan dirinya harus menambah ongkos sekolah anaknya karena tarif angkutan umum yang naik sebagai imbas dari kenaikan harga BBM.

“Anak saya masih SD saja sehari harus bawa uang Rp10 ribu. Naik angkot jarak dekat Rp3 ribu, pulang pergi Rp6 ribu. Dia cuma jajan Rp4 ribu,” ucap Novi memerinci.

Keluhan serupa juga disampaikan warga lain pedagang cimol dan kentang goreng bernama Abdul Said (47). Menurut dia, jumlah bantuan yang disiapkan pemerintah sangat kecil.

“Rp5 ribu itu cuma seharga satu porsi cimol dan kentang,” celetuk Said diikuti dengan tawa.

Kata dia, BLT BBM seharusnya bisa lebih besar jumlahnya untuk meringankan beban masyarakat yang menderita akibat naiknya harga BBM dan pangan.

“Apa-apa sekarang naik, ongkos naik, beli barang-barang naik. Bantuan Rp5 ribu sehari mau buat apa? Kan kurang,” ujar Said.

Menanggapi besaran BLT BBM yang disiapkan pemerintah, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS Mulyanto menilai jumlah Rp600 ribu untuk empat bulan tentunya cukup berat bagi masyarakat.

“Bagaimana dengan bulan-bulan selanjutnya? Karena, efek inflasi akan lebih panjang dari empat bulan,” kata Mulyanto.

Selain itu, dia juga menyoroti akurasi sasaran bantuan yang menggunakan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

“Data ini perlu perbaikan terus menerus,” ojar Mulyanto menegaskan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button