Market

Jor-joran Tambang Nikel di Maluku Utara, Cina Untung Rp50 Triliun Setahun

Kawasan Desa Lelilef, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, kini menjadi primadona tambang nikel. Tapi sayang, kekayaan alam dikeruk tak membuat rakyatnya sejahtera. Sedikitnya nikel senilai Rp50 triliun diboyong ke China tiap tahun.

Dikutip dari Youtube Mardigu Wowiek Prasantyo yang akrab disapa Bossman Mardigu, Jakarta, Jumat (9/2022), pengusaha sekaligus Youtuber kondang, berbagi pengalaman.

Dalam siaran Youtube yang diproduksi pada 27 Oktober 2022, Mardigu kaget saat menjejakkan kaki di Desa Lelilef, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara. Dia mengaku sangat berbeda kondisinya dengan 10 tahun lalu.

Desa Lelilef, kini, dipenuhi industri tambang nikel dari China. Lebih kaget lagi, Mardigu menemui banyak wajah baru yang tentunya bukan wajah lokal, sebagai pekerja tambang.

“Kondisinya beda dengan 10 tahun lalu. Di mana, Lelilef menjadi kota tambang, kota nikel yang luar biasa sibuk. Lebih kaget lagi, wajah penduduk Lelilef, sangat berbeda. Bukan lagi manusia lokal yang saya lihat 10 tahun lalu,” tuturnya.

Selanjutnya dia menyebut salah satu perusahaan tambang China bernama Tsingshan Holding Group. Ini bukan perusahaan ecek-ecek. Di China, Tsingshan adalah perusahaan tambang baja dan nikel terbesar.

Menurut hitung-hitungan Mardigu, Tsingshan sedikitnya memboyong 800.000 ton nikel dari Desa Lelilef ke China, melalui pelabuhan pribadinya. “Isi kepala seorang Bossman yang bodoh ini, langsung menghitung,” tandasnya.

Kalau diasumsikan harga nikel sebesar US$23 ribu per ton, padahal pada Maret 2022, harga nikel sempat menclok di level US$50 ribu per ton, angka totalnya ketemu Rp34 triliun.

“Wis kita asumsikan 23 ribu dolar AS per ton. Maka Tsingshan itu mengirimkan NPI atau nikel pig iron berkadar 12 persen nikel, maka rumus sederhananya 800.000 ton dikalikan 23 ribu dolar AS dikalikan 12 persen. Didapatkan sekitar Rp34 triliun. Sebuah angka yang dahsyat,” bebernya.

Anggap saja, lanjut Mardigu, ada 4 atau 5 perusahaan tambang nikel China memboyong nikel dari Desa Lelilef, yang kalau dirupiahkan setara Rp50 triliun. “Ini dahsyat sekali angkanya untuk ukuran sebuah desa di Halmahera,” ungkapnya.

Ini yang miris. Dalam 3 tahun terakhir, perputaran uang sebesar Rp50 triliun, tidak memberikan perubahan signifikan untuk Desa Lelilef. Jangankan kesejahteraan rakyat, pembangunan pun boleh dibilang nihil. Tak ada pembangunan rumah sakit besar, mal atau pusat perbelanjaan, perumahan karyawan industri.

Tepat di depan kantor PT Huafei Nickel Cobalt, perusahaan tambang milik China, terbangun landasan pesawat pribadi. Ukurannya cukup luas. Mardigu memperkirakan panjang landasan mencapai 2-3 kilometer (km). Cukup untuk parkir pesawat jumbo sekelas Boeing 747. “Atau paling tidak, pesawat Bombardier atau Gulfstream bisa take off,” ungkapnya.

Intinya, Mardigu tak melihat adanya berkah dari tumbuhnya industri nikel untuk warga Desa Lelilef, Maluku Utara. Kehidupan rakyatnya tetap saja bergelimang kemiskinan. Sementara kekayaan alam ditambang secara serampangan, uangnya mengalir ke China.

Dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI) 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (30/11/2022), Presiden Jokowi membanggakan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara sebesar 27 persen. Capaian ini terbesar di dunia.

Jokowi mengeklaim, hilirisasi nikel yang dijalankan pemerintah bersama swasta (asing), efektif mendongkrak perekonomian. Otomatis kesejahteraan rakyat setempat ikut melonjak. Ketika harga nikel naik, daerah menikmati berkahnya.

“Karena apa, lompatan itu karena hilirisasi. di situ ada industri smelter ini akan tumbuh kalau disana tambah industri turunan nikel bisa dikerjakan di Maluku Utara,” terang Jokowi.

Akan tetapi, Mardigu menyampaikan laporan pandangan yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Presiden Jokowi. Kini, potret Desa Lelilef di Kabupateng Halteng itu, semakin memprihatinkan. Kerusakan lingkungan di mana-mana.

Kabupaten Halteng yang luasnya sekitar 227.683 hektare (ha) itu, terbebani 66 izin usaha pertambangan (IUP) dengan luas konsesi 142.964,79 ha. Atau sekitar 60 persen dari luasan Halteng. Celaknya, industri tambang nikel banyak yang dibangun di kawasan hutan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button