News

Kabar Duka, Tokoh Energi Prof Subroto Meninggal Dunia dalam Usia 99 Tahun

kabar-duka,-tokoh-energi-prof-subroto-meninggal-dunia-dalam-usia-99-tahun

Selasa, 20 Des 2022 – 22:11 WIB

Subroto Meninggal

Tokoh energi yang juga mantan menteri di era Orde Baru, Prof Subroto, meninggal dunia dalam usia 99 tahun di RSPI Sulianti Saroso Jakarta pada Selasa (20/12/2022) sore. (foto: arsip)

Tokoh energi yang juga Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia periode 1978-1988, Prof Subroto, meninggal dunia dalam usia 99 tahun pada Selasa (20/12/2022).

Penasehat Medco Grup itu menghembuskan nafas terakhirnya sekitar 16.25 WIB setelah menjalani perawatan intensif di RSPI Sulianti Saroso Jakarta.

“Manajemen dan Keluarga Besar Medco Grup berduka cita yang sedalam-dalamnya dan akan sangat kehilangan Beliau. Jasa dan suri tauladan yang Beliau tunjukkan akan selalu menjadi panutan bagi kami,” kata Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Pada Selasa sampai Rabu (21/12/2022) pagi, jenazah Subroto akan disemayamkan di Bimasena, lalu disemayamkan di Gedung Chairul Saleh, kantor Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, dan akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada hari yang sama pada pukul 15.30 WIB.

Subroto lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 19 September 1923. Ia sempat mengenyam pendidikan Akademi Militer Yogyakarta dan ikut berperan dalam perang kemerdekaan. Setelah perang berakhir, ia kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan kemudian menyelesaikan program pascasarjana di Universitas McGill, Montreal, Kanada.

Subroto lalu melanjutkan studinya untuk gelar Doktor dari Fakultas Ekonomi UI serta meraih gelar profesor dari universitas yang sama. Terakhir, ia juga memperoleh gelar Doktor Honoris Causa bidang Hukum dari University of Alaska Anchorage (UAA) di Alaska, AS

Dijuluki sebagai ‘Tokoh Minyak Indonesia segala Zaman’, Subroto dikenal sebagai tokoh yang mengabdikan diri di bidang perminyakan.

Sebelum menjabat Menteri Pertambangan dan Energi periode 1978-1988, Subroto juga pernah menduduki jabatan sebagai Menteri Transmigrasi dan Koperasi pada 1971-1973 dan juga Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi pada 1973-1978.

Di kancah internasional, Subroto juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal OPEC pada 1988-1994.

Di tingkat global pula, Subroto dikenal sebagai ‘The Wise Minister Subroto from Indonesia’. Julukan yang diberikan karena kearifan serta visinya yang hati-hati dalam pengelolaan minyak di kalangan negara-negara Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Ia juga piawai berdiplomasi dan mampu meredam silang pendapat antarnegara OPEC, kala menjabat sebagai Presiden Konferensi (1985-1985), dan Sekretaris Jenderal pada tahun 1988-1994.

Subroto juga tercatat sebagai salah satu tokoh yang ikut merancang cetak biru pembangunan perekonomian Indonesia. Bersama Widjojo Nitisastro, Emil Salim, Moh. Sadli, dan Ali Wardhana, Subroto menjadi anggota tim ekonomi untuk pembangunan Indonesia di era awal Orde Baru.

Ia juga merupakan pendiri dan Ketua Perkumpulan Masyarakat Pertambangan dan Energi atau BIMASENA. Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Indonesian Institute of Energy Economics (IIEE), Dewan Penasehat Medco Energi Internasional, Dewan Komisaris Bank DBS Indonesia, Ketua Dewan Pembina Yayasan Bangun Bina Anak Indonesia, Ketua Dewan Penasehat Indonesian Mining and Minerals Research Institute (IMMRI), Ketua Dewan Pengawas Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM), dan Dewan Penasehat Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas).

Beberapa tanda jasa yang diperoleh Subroto di antaranya adalah:
– ‘Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan Pertama’ dari Menteri Pertahanan RI tahun 1958
– Tanda Jasa Pahlawan dari Presiden – Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI tahun 1959
– Tanda Kehormatan Bintang ‘Kartika Eka Paksi’ dari Presiden RI tahun 1972
– Tanda Penghargaan ‘Satyalancana Penegak’ dari Menteri Pertahanan dan Keamanan RI tahun 1972
– ‘Bintang Republik Indonesia’ dan ‘Bintang Mahaputera Adipradana’ dari Presiden RI tahun 1973
– Tanda Penghargaan ‘Satyalancana Dwidya Sistha’ dari Menteri Pertahanan Keamanan RI tahun 1982
– Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan dari Menteri Pertahanan Keamanan RI tahun 1987
– Tanda Penghargaan ‘Satyalancana Dwidya Sistha’ dari Menteri Pertahanan Keamanan RI tahun 1989
– Penghargaan atas Pengabdian Seumur Hidup dibidang Energi dari Indonesian Petroleum Association (IPA) tahun 2014
– Penghargaan Wirakarya Adhitama dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia tahun 2015
– Penghargaan Pelopor Industri dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) tahun 2018
– Penghargaan Katadata Lifetime Award tahun 2018
– Penghargaan bidang Energi Herman Johannes Award dari Keluarga Alumni Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 2018
– Penghargaan Rekor Dunia Mahakarya Kebudayaan ‘Empu Minyak dan Energi Indonesia dari MURI tahun 2018

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button