Empati

Kanker Darah Nyaris Renggut Mata dan Masa Depan Malikul

Air mata Safrina terus terurai dan tiada henti memanjatkan doa kepada Sang Khalik berharap anaknya, Malikul, bangkit dengan nyata dan tak hanya sekadar di dalam mimpi.

Ini adalah ungkapan Safrina di tengah terhimpit oleh keadaan bingung mengambil keputusan, harus mengikuti langkah yang mana demi kesembuhan Malikul. Saat ini, ia hanya bisa membersihkan darah yang terus mengalir tanpa henti dari mata putranya itu.

Malikul, yang dahulu rajin membantu orang tuanya, kini hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di tempat tidur sembari berharap ada pertolongan ajaib menyembuhkan kanker darah yang nyaris merenggut bola matanya.

Kanker darah telah menjangkiti Malikul selama 10 bulan dan saat ini masih belum bisa mendapat pengobatan.  Kini Malikul hanya terbaring lemah di ranjang rumah sakit berteman selang yang selalu terpasang di hidungnya.

Sang ayah, Fauzi, hanya seorang buruh harian dengan upah tak lebih dari Rp65.000 sehari, tak mampu membiaya kemoterapi Malikul yang nilainya mencapai puluhan juta.

Penyakit Leukemia ALL yang Malikul idap tergolong akut, dokter mengharuskannya menjalani serangkaian kemoterapi dan pemeriksaan seperti tes darah, pengambilan sampel jaringan dan cairan otak dari tulang belakangnya.

Kanker Darah

Kanker darah akut itu tak hanya membuat Malikul tak berdaya namun ia juga mengalami kehilangan penglihatannya. Bahkan salah satu bola matanya pun nyaris keluar.

Dokter mengatakan hanya salah satu jalan Malikul bisa sembuh, jika kemoterapi dan perawatan lanjutan tak terus tertunda. Sayangnya, orang tua Malikul belum bisa menyanggupi semua itu sebab biayanya mencapai Rp80 juta.

Hancur rasanya hati Fauzi mendengar kabar itu, jangankan memegang, melihat uang sebanyak itu saja mereka tidak pernah. Apalagi upah sebagai buruh harian lepas yang hanya Rp65.000 sehari tak pernah ada sisa yang tersimpan lantaran semuanya habis untuk kebutuhan hidup sehari-hari bahkan berkurang.

Di sisi lain, ia juga tak sampai hati melihat putranya merintih sakit. Tetapi entah kapan bisa menyelamatkan putranya dari penyakit yang nyaris merenggut nyawa tersebut.

“Saya rela ngelakuin apa aja, yang penting Malikul bisa diobati, bisa sembuh lagi. Bahkan engga makan pun saya rela kalau uangnya bisa dipakai untuk kesembuhan Malikul,” ujar Fauzi.

Fauzi dan Safrina benar-benar tenggelam dalam arus kuat yang membawa mereka ke tempat yang tidak pernah mereka impikan dalam hidupnya. Di tengah kesulitan itu, pasutri ini hanya bisa berdoa pada Allah SWT, berharap ada jalan keluar untuk kesembuhan Malikul.

Orang baik, yuk kita bantu Fauzi dan Safrina yang sedang dalam keadaan terdesak bagaimana memperjuangkan kesembuhan putranya, dengan cara:

1. Klik tombol DONASI SEKARANG

2. Masukkan nominal donasi

3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.

Tak hanya mendoakan dan berdonasi, saudara-saudari juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar semakin banyak yang turut menemani perjuangan Malikul.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Willi Nafie

Jurnalis, setia melakukan perkara yang kecil untuk temukan hal yang besar
Back to top button