News

Kasus Penemuan Jasad Ayah-Anak di Koja, Keterangan Istri Jadi Kunci

Kepolisian Jakarta Utara masih mendalami penyebab kematian H (50) dan anaknya A (2) yang ditemukan membusuk di Koja.

Keterangan istri korban dinilai kunci untuk mengungkap misteri kematian ayah dan anak, karena saat penemuan jasad di rumah korban, istri serta anak pertama korban, ada dilokasi dalam keadaan lemas.

Masalahnya, sejak ditemukan hingga hari ini, kondisi istri korban masih lemas hingga belum bisa dimintai keterangan.”Tekanan darahnya rendah karena berhari-hari tak mau makan,” kata Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Pol Hariyanto ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (2/11/2023).

Bahkan, kondisi demikian terjadi sejak NP dikirim ke RS Polri Kramat Jati dari RSUD Koja beberapa waktu lalu.

“HB-nya rendah, jadi kalau orang normal sekitar 13/14 gitu kan. Nah ini saat kita periksa itu HB-nya 7. Mungkin dia sakit lama atau mungkin kurang darahnya. Nah, itu harus kita perbaiki ya, minimal HB-nya bisa sampe 10,” ucapnya.

Jenderal bintang satu itu memastikan tidak ada luka yang dialami oleh NP.

Terkait autopsi jasad ayah dan anak itu, Hariyanto mengatakan hingga kini hasil autopsinya masih belum selesai dilakukan sehingga belum diketahui penyebab kematiannya.

Sebelumnya, Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara melibatkan tim ahli dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Universitas Indonesia dalam pelaksanaan olah tempat kejadian perkara yang ketiga kali untuk membantu penyelidikan mengungkap kematian ayah dan anak di Koja.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh kepada wartawan di Jalan Balai Rakyat V, Jakarta Utara, Selasa (1/11) mengatakan tim ahli UI tersebut akan bekerja sama dengan tim gabungan ahli hispatologi forensik, ahli toksikologi forensik, tim identifikasi, dan tim gabungan Reskrim Polres Jakarta Utara beserta Kepolisian Sektor Koja.

“Kami menyertakan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor ) UI untuk memeriksa dan mengidentifikasi secara psikologi forensik. Semua ahli ini kami libatkan dalam penanganan Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara terpadu agar kami maksimal dalam mengumpulkan bukti-bukti,” kata Iver di Jalan Balai Rakyat V, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Penyebab tewasnya bapak dan anak yang jenazahnya ditemukan di kediamannya, Jalan Balai Rakyat V Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu lalu berusaha diungkap lewat berbagai metode saintifik oleh pihak penyelidik. Pasalnya, dugaan penyebab kematian hingga kini masih belum diketahui.

Tim olah TKP diketahui datang dua kali pada Selasa, pertama pada pukul 10.32 WIB dan kedua pada Selasa petang pukul 17.00 WIB

Diketahui korban Hamka Rusdi (50) merupakan seorang bapak beranak dua, pemilik usaha jenis pemberangkatan ibadah haji/umrah. Selain itu status kepemilikan rumah juga merupakan milik sendiri dan mempunyai satu unit mobil dan sepeda motor.

Toksikologi dipandang perlu untuk mengidentifikasi unsur keracunan atau penggunaan obat keras yang mungkin berhubungan dengan kematian korban.

Histopatologi forensik dapat mengungkap adanya kemungkinan korban menderita penyakit sebelum kematiannya.

Sementara itu ahli psikologi forensik diperlukan untuk mengidentifikasi tempat kejadian perkara (TKP) dari aspek psikologi forensik.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button