Hangout

Kemenkes: Kasus ISPA Jabodetabek Melonjak hingga 200 Ribu Kasus

Polusi udara di wilayah Jabodetabek kian memburuk, dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat semakin meresahkan. Salah satu konsekuensi medis yang paling terasa adalah lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Di tengah meningkatnya persoalan polusi udara, Kementerian Kesehatan mencatat lonjakan kasus ISPA di wilayah Jabodetabek. Menurut Sekretaris Direktorat Jendral Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, terdapat peningkatan sebanyak 200 ribu kasus pada Agustus 2023.

“Saat ini, berdasarkan data dari puskesmas dan rumah sakit, kami memperkirakan ada lebih dari 200 ribu kasus ISPA di Jabodetabek,” ujar Maxi dalam pertemuan media bertema ‘Penanganan Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan Masyarakat’ yang diadakan Senin (28/8/23).

Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah mengerahkan empat unit water canon untuk melakukan penyemprotan air di jalan sebagai upaya mitigasi polusi udara. Namun, menurut Maxi, langkah tersebut belum tentu efektif.

“Sejauh ini, pendapat para ahli masih bervariasi. Beberapa studi dari Cina menunjukkan bahwa penyemprotan air mungkin efektif pada skala industri kecil, namun belum tentu efisien untuk skala lebih besar,” kata Maxi.

Jika memutuskan untuk melanjutkan penyemprotan air, Maxi menegaskan pentingnya menggunakan air yang bersih dan curah air yang tinggi. “Ini penting untuk menghindari penciptaan polusi tanah dan memastikan adanya oksigen di udara,” tambahnya.

Kementerian Kesehatan saat ini fokus pada implementasi protokol kesehatan yang dinamai ‘6M + 1S’, yang meliputi pemeriksaan kualitas udara, pembatasan aktivitas luar ruangan, penggunaan penjernih udara, serta konsultasi medis jika merasakan keluhan kesehatan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button