Market

Kenapa PLTA Sulit Berkembang, Begini Penjelasan Bos PLN

Pemerintah mencanagkan pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Tapi, perkembangannya tidak bisa cepat.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menjelaskan, skema pengembangan PLTA lewat skenario accelerated renewable energy development melalui pembangunan Green Transmission Line menuju Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060.

Saat ditemui usai pembukaan Kongres Tenaga Air Dunia atau World Hydropower Congress di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (31/10/2023), Darmawan menyatakan, percepatan penggunaan energi baru terbarukan dalam sektor tenaga air sedikitnya mengalami kendala pada sektor jarak yang jauh antara sisi suplay dan demand.

“Ada mismatch (ketidakcocokan) antara lokasi hidropower dalam skala besar di daerah-daerah yang jauh lokasinya dengan lokasi epicentrum demand. Untuk itu, tadi kita mencanangkan komitmen untuk membangun green transmission line,” kata Mas Darmo, sapaan akrabnya.

Karena itu, PLN sebagai lokomotif transisi energi di Indonesia yang optimistis target NZE pada 2060 dapat tercapai dengan menerapkan tiga skema khususnya percepatan persebaran listrik PLTA dari beberapa tempat di Indonesia agar bisa menjangkau banyak daerah.

Darmawan menjelaskan, ada tiga skema yang diterapkan yakni pertama, Low Hanging Fruits di mana pembangunan transmisi untuk memfasilitasi pembangunan hidropower dari Sumatera sampai ke Jawa.

“Di sini akan ada penambahan pembangkit hidro sekitar 9 gigawat, yang tadinya tidak mungkin pembangkit hidro ini kita bangun karena belum adanya transmission line yang mencukupi, yang mampu mengevakuasi daya listrik dari ujung Sumatera sampai ke Jawa Timur, di Timur Jawa,” kata dia.

Selanjutnya pada fase kedua, PLN juga membangun transmission line di Sulawesi. Pembangunan transmision line di Sulawesi menambah energi hidro dalam skala sekitar 3 sampai 4 gigawat, sehingga penambahan kapasitas di Sulawesi juga menjadi bagian strategi dekarbonisasi.

Kemudian tahap ketiga, ada pembangunan transmisi dari Kalimantan ke Jawa, sehingga banyak sekali sumber daya air yang ada di Kalimantan bisa dimanfaatkan untuk dijadikan listrik.

Untuk menunjang hal tersebut pihaknya juga merancang dan membangun jaringan pintar dengan pembangkitan yang fleksibel, transmisi cerdas, pengiriman cerdas, distribusi cerdas, hingga meteran pintar.

Terkait World Hydropower Congress atau Kongres Tenaga Air Dunia yang diadakan di Nusa Dua 31 Oktober sampai 2 November 2023, Darmawan mengatakan itu menunjukkan komitmen Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

“Kita menunjukkan pada dunia bagaimana global community yang tadinya terfragmentasi menjadi unified (bersatu), menjadi kompak, sehingga kita mampu menghadapi tantangan ini dan diubah menjadi suatu opportunity di mana kita yakin misi ini akan bisa tercapai,” kata dia.

Bagi Indonesia, kongres energi seperti itu tak hanya berhasil melakukan dekarbonisasi, tetapi di saat yang bersamaan Indonesia mendukung adanya pertumbuhan ekonomi, mendukung adanya suatu economic development.

“Kita juga membangun kapasitas nasional, menciptakan lapangan kerja, memerangi kemiskinan dan memberikan pemakmuran bagi rakyat Indonesia.Di saat bersamaan kita juga bisa taking care of the environment,” katanya.

Bagi Darmawan PLN melakukan berbagai usaha percepatan penggunaan energi baru terbarukan bukan hanya atas dasar tunduk di bawah perjanjian internasional seperti Kyoto Protocol atau juga Paris Agreement, tetapi PLN melakukan itu atas dasar komitmen yang kuat karena peduli bahwa generasi masa mendatang harus memiliki masa depan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button