Ototekno

Ketika Kecerdasan Buatan Menggoyang Pilar Pendidikan

Era digital yang kian pesat membawa sejumlah tantangan baru bagi dunia pendidikan tinggi. Kecerdasan buatan (AI) dan karier alternatif di dunia maya telah mengubah cara kita memandang pendidikan tinggi dan mempengaruhi keterampilan yang dibutuhkan oleh generasi masa kini. Dalam menghadapi perubahan ini, perguruan tinggi perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjamin relevansinya dalam dunia yang terus berubah.

Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia, Prof Dr Komaruddin Hidayat, menekankan pentingnya adaptasi dan pemikiran kritis dalam menghadapi tantangan baru ini.

“Dunia kampus harus mempersiapkan diri dan hati-hati karena kemajuan teknologi digital ini sungguh nyata menciptakan demokratisasi dalam dunia karier dan ilmu pengetahuan,” ujar Prof Dr Komaruddin Hidayat, dalam sambutannya di acara Dies Natalis Ke-44 Universitas Tidar Magelang, Selasa (2/5/2023).

Salah satu contoh yang disoroti adalah meningkatnya popularitas YouTuber yang berhasil menghasilkan pendapatan besar tanpa gelar sarjana. Fenomena ini dapat mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang kebutuhan akan pendidikan tinggi dan menciptakan pesimisme tentang nilai gelar sarjana.

Selain itu, kemajuan dalam AI telah mengubah cara mahasiswa dan dosen berinteraksi. Penelitian dari Australia mengungkapkan bahwa 12 persen karya ilmiah yang dibuat mahasiswa di perguruan tinggi bersumber dari AI.

“Tanpa ada upaya perbaikan relasi, di masa sekarang, mahasiswa pun akan dengan mudah berpaling ke AI, yang akan lebih sabar dan lebih cepat melayani semua pertanyaan mereka,” ujar Komaruddin, yang pernah menjabat sebagai rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta selama dua periode ini.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa perguruan tinggi telah mengganti metode pengajaran dengan cara yang lebih interaktif, seperti mengadakan ujian wawancara dan diskusi langsung dengan mahasiswa. Selain itu, beberapa kampus juga mulai mengadakan kegiatan kuliah tanpa komputer, di mana mahasiswa diharuskan mencatat materi kuliah dengan tulisan tangan di kertas.

Rektor Universitas Tidar Magelang, Prof Dr Sugiyarto, menegaskan bahwa universitasnya terus berupaya mengikuti perkembangan teknologi dan mengembangkan kualitas tenaga pendidik. Namun, semua upaya tersebut tetap dilakukan dengan berbasis pada kearifan lokal.

Dalam menghadapi dunia yang terus berubah, perguruan tinggi perlu beradaptasi dan mengembangkan metode pengajaran yang efektif serta mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja. Melalui inovasi dan adaptasi, pendidikan tinggi dapat terus relevan dan memberikan nilai bagi generasi masa kini dan masa depan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button