News

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Masuk Jajaran 100 Ilmuwan Sosial Top Indonesia

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir masuk dalam daftar Top 100 Ilmuwan Sosial di Indonesia versi Alper-Doger (AD) Scientific Index tahun 2022.

“Penilaian AD Scientific Index ini berdasarkan kinerja ilmiah dan nilai tambah dari produktivitas ilmiah para ilmuwan dalam lima tahun terakhir,” kata Humas PP Muhammadiyah Adam Qodar melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (15/2/2022).

Adapun sumber data AD Scientific Index dalam melakukan penelitian tersebut bersumber dari Google Scholar, seperti total h-index, i10 index, dan sitasi.

Adam menjelaskan, h-index merupakan indeks yang mencoba untuk mengukur baik produktivitas dan pengaruh dari karya yang diterbitkan seorang peneliti.

Sedangkan i10 index adalah skor dari seorang peneliti dalam publikasi yang memiliki karya ilmiah lalu dikutip oleh minimal 10 karya ilmiah.

Sementara sitasi adalah jumlah karya ilmiah yang dikutip dan menjadi sumber rujukan karya ilmiah.

“Dalam keterangan dari AD Scientific Index, syarat utama masuk dalam penilaian sebagai top ilmuwan maka peneliti minimal memiliki 300 sitasi,” jelas Adam.

Adam menambahkan, sekitar 743.755 ilmuwan yang masuk dalam daftar peringkat dunia, sebanyak 1.273 di antara berasal dari Indonesia.

Haedar Nashir, sambungnya, memiliki total h-index sebanyak 19, i10 index sebanyak 23, dan sitasi 2.984. Dengan jumlah itu menempatkan Haedar sebagai Top Ilmuwan sosial di Indonesia pada peringkat ke-37.

Sedangkan di tingkat regional Asia menempati posisi 1.061, dan dunia di posisi 14.426.

“Hal ini tentu saja membanggakan bagi keluarga besar persyarikatan Muhammadiyah. Pasalnya, sebagian besar tokoh yang masuk dalam daftar tersebut merupakan dosen murni. Mereka memiliki waktu yang lebih lapang untuk meneliti, di samping mengajar di kelas dan mengabdi di masyarakat,” katanya.

Haedar Nashir, selain menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, juga aktif mengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Waktunya tidak hanya untuk meneliti, mengajar, dan mengabdi, melainkan juga menjadi pemimpin umat,” tandas Adam.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button