Kanal

KH Miftachul Akhyar Ingatkan Bahaya Hawa Nafsu dalam Pembangunan Bangsa


Dalam peringatan Harlah ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang berlangsung di Gelora Bung Karno, Jakarta, pekan lalu, Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar menyampaikan taushiyah yang menyentuh isu krusial yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Beliau menggarisbawahi bahwa hawa nafsu merupakan akar dari segala bentuk ketidaktaatan dan kemaksiatan, yang berpotensi merusak tatanan sosial dan kebangsaan.

“Kita semua perlu memberikan perhatian serius terhadap taushiyah KH. Miftachul Akhyar yang mengingatkan kita akan bahaya hawa nafsu yang tak terkendali,” kata Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah dan Wakil Ketua Umum MUI, menanggapi taushiyah tersebut, Sabtu (27/1/2024).

Beliau menjelaskan, kecenderungan mengedepankan hawa nafsu tanpa kontrol telah menjadi penyebab utama dari berbagai masalah sosial yang kita hadapi saat ini. 

“Fenomena ambisi yang menggebu-gebu, bahkan sampai pada tindakan menghalalkan segala cara, sangat nyata dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari politik hingga ekonomi,” ungkap Buya Abbas.

Taushiyah ini juga menyinggung tentang dampak perilaku tersebut terhadap upaya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, seperti yang diamanatkan dalam Pancasila. “Jika hawa nafsu terus dibiarkan menguasai, maka cita-cita keadilan sosial yang kita idamkan akan semakin sulit tercapai,” tambah Anwar Abbas.

Lebih lanjut, Anwar Abbas menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap merebaknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang kini tidak hanya terjadi di lembaga eksekutif, tetapi juga legislatif dan yudikatif. 

“Kita melihat bagaimana hawa nafsu telah memperbudak banyak individu di lembaga-lembaga tersebut, menyebabkan uang dan kekayaan negara terkuras oleh kerakusan dan ketamakan mereka,” katanya.

Taushiyah KH. Miftachul Akhyar dalam Harlah Muslimat NU ke-78 ini menjadi pengingat penting bagi seluruh elemen bangsa untuk kembali pada nilai-nilai luhur dan mengendalikan hawa nafsu demi kebaikan bersama..

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button