KultumRamadan

Kisah Akhlak Para Wali: Mengharumkan Nama Allah

Bisyr al-Hafi merupakan wali dan ulama yang ahli di bidang hadits. Nama lengkapnya Bisyr bin al-Harits bin ‘Abdurrahman. Bisyr al-Hafi merupakan seorang manusia biasa yang bukan keturunan raja ataupun ulama. Bahkan, sebelum bertobat Ia hanya seorang pemuda yang suka pesta-pesta dan mabuk.

Pada suatu malam, Bisyr berjalan sempoyongan akibat mabuk bersama rekan-rekannya. Di tengah jalan dia menemukan kertas dengan tulisan lafaz Basmallah tergeletak di tanah dan diinjak-injak oleh orang-orang yang berlalu lalang di jalan tersebut. Bisyr segera memungut, membersihkan dan memasukkan kertas itu ke dalam kantong bajunya. Setelah itu, dengan sisa uang yang dimilikinya, Bisyr pergi ke toko parfum dan membeli satu botol wewangian seharga dua dirham. Setelah mengharumkan kertas tersebut Bisyr meletakkannya di tempat yang mulia.

Suatu malam, ada seorang Wali mengalami mimpi yang janggal. Ia bermimpi diperintah oleh Allah SWT untuk mendatangi Bisyr untuk menyampaikan pesan, sebagai berikut:

“Duhai Bisyr, engkau telah mengharumkan nama Allah, maka Allah akan mengharumkan namamu di dunia dan akhirat.”

Karena Bisyr al-Hafi terkenal sebagai pemuda yang senantiasa mabuk dan jauh dari beribadah kepada Allah SWT. Sang Wali tersebut meragukan kebenaran dari mimpinya. Ia bergumam, “Barangkali mimpi ini keliru. Ini bukan mimpi yang benar.”

Akan tetapi, mimpi tersebut selalu terulang sampai ketiga kalinya. Hingga akhirnya Ia bergegas menemui Bisyr yang sedang berada di dalam pesta minuman keras.

Tanpa berpikir lagi, Wali tersebut menyampaikan pesan Allah yang Ia dapat dari mimpinya. Mendengar hal tersebut Bisyr pun terguncang hatinya hingga dia insaf dengan sebenar-benarnya.

Bisyr pun memutuskan untuk meninggalkan dunia gelapnya dan pergi menuju ke dunia yang penuh dengan cahaya Allah. Ia bertaubat dan mempelajari ajaran Islam hingga menjadi ulama yang diakui keilmuannya hingga sekarang.

Dia juga menjadi orang yang sangat khusyuk dalam beribadah. Bahkan saking khusyuknya, Bisyr sampai menikmati segala jenis ibadahnya meskipun tanpa alas kaki (al-Hafi).*

Hikmah di Balik Kisah

Tidak sedikit umat Islam yang kurang memperhatikan kehormatan nama Allah. Begitu banyak orang yang menjadikan kertas-kertas bertuliskan ayat-ayat Al-Quran sebagai pembungkus makanan atau sayuran yang mereka jual. Pembeli yang menemukan kertas bertuliskan nama Allah, ayat-ayat Al-Quran pun membiarkannya begitu saja dan tidak memuliakannya. Ini menunjukkan bahwa iman dan cinta mereka kepada Allah masih sangat tipis.

Bisyr bin Harits Al-Hafi kendati saat itu berperangai buruk, ia mengerti akan kebesaran Allah dan memiliki hati yang mengagungkan Allah. Ia tidak rela melihat nama Allah diinjak-injak. Sikap Bisyr bin Harits Al-Hafi yang demikian ini membuahkan hasil yang luar biasa. Allah memberinya hidayah dan menjadikannya sebagai salah seorang wali-Nya. Oleh karena itu, mari kita agungkan Allah dari lubuk hati yang paling dalam, sehingga Allah pun memuliakan kita. Dalam sebuah pepatah disebutkan:

المداد في مشهد

“Karunia akan diperoleh sesuai cara pandang seseorang.”

(Dikutip dari Ab Nu’aim Al-Asbahani, Hilyatul Auliya’, Juz.VII, hal.378, DVD Al-Marja’ul Akbar Litturatsil Islam dan ‘Abdul Karim bin Hawazin AlQusairiy, Ar Risalatul Qusyairiyyah, Darul Khair, hal.404-405.)

[Kalam Habib Novel Bin Muhammad Alaydrus]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button