Market

Konsumsi Pertalite Sudah Melebihi 50 Persen Kuota yang Ada

Angka konsumsi bahan bakar minyak khusus penugasan jenis Pertalite telah mencapai lebih dari 50 persen dari kuota yang APBN tetapkan per 31 Mei 2022. Catatan konsumsi bahan bakar minyak ini berdasarkan data dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi atau BPH Migas.

“Pertalite telah tersalurkan sebanyak 11,69 juta kiloliter atau 50,74 persen dari kuota 23,04 juta kiloliter,” kata Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Erika menyampaikan untuk realisasi penyaluran solar telah mencapai 6,76 juta kiloliter atau 44,77 persen dari kuota 15,10 juta kiloliter. Sementara minyak tanah telah tersalurkan 0,20 juta kiloliter atau 41,67 persen dari kuota 0,48 juta kiloliter.

Kementerian ESDM sudah mengusulkan penambahan kuota untuk Pertalite sebanyak 5,45 juta kiloliter. Dengan begitu total kuota Pertalite menjadi 28,5 juta kiloliter. Pengajuan penambahan ini untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di dalam negeri hingga akhir tahun.

Pemerintah juga mengusulkan tambahan kuota minyak solar sebanyak 2,29 juta kiloliter, sehingga membuat total kuota naik menjadi 17,39 juta kiloliter. Kemudian, kuota minyak tanah juga pemerintah usulkan bertambah 0,1 juta kiloliter yang membuat kuota naik menjadi 0,58 juta kiloliter.

Saat ini, pemerintah masih tetap mempertahankan subsidi pertalite dan solar untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global.

Dalam APBN 2022, pemerintah memasang asumsi harga minyak mentah Indonesia atau ICP sebesar 63 dolar AS per barel. Embargo minyak mentah yang dilakukan Uni Eropa terhadap Rusia terus mengerek naik harga minyak mentah Indonesia hingga ke angka 109,61 dolar AS per barel pada Mei 2022.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button