News

LSI Denny JA: Demokrat Jadi Contoh Kesuksesan Partai Baru

Direktur SIGI – LSI Denny JA Ardian Sopa mengungkit kesuksesan Partai Demokrat yang baru lahir setelah era Reformasi. Pasalnya, Partai Demokrat berhasil membawa Ketua Umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memenangkan Pilpres 2004 pada pemilu pertamanya.

“Pemilu pertama Demokrat tahun 2004. Demokrat masuk partai menengah dengan elektabilitas 7,45 persen,” kata Ardian dalam jumpa pers di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (7/2/2023).

Kemudian, lanjut dia, Demokrat kembali mengulang kesuksesannya pada 2009 dengan tingkat keterpilihan yang lebih tinggi.

“Pemilu kedua Demokrat tahun 2009. Demokrat partai terbesar dengan elektabilitas 20,4 persen,” ucap Ardian.

Namun, setelah PDIP memenangkan pemilu sejak 2019 karena mengantarkan Joko Widodo sebagai presiden, Partai Demokrat kembali menjadi partai menengah.

Dalam survei LSI Denny JA terbaru, Partai Demokrat saat ini berada di papan tengah perolehan elektabilitas partai.

Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden dengan metode multistage random sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara tatap muka dengan kuesioner. Dengan margin of error sebesar 2,9 persen, survei ini dilaksanakan pada 4 hingga 15 Januari 2023.

Hasilnya, PDIP menjadi partai politk dengan elektabilitas tertinggi sebesar 22,7 persen, diikuti oleh Partai Golkar dengan 13,8 persen, dan Partai Gerindra 11,2 persen.

“PDIP, Golkar, dan Gerindra dikategorikan sebagai partai besar dengan dukungan lebih dari 10 persen,” ungkap Ardian.

Di klaster partai menengah, survei ini menunjukkan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki elektabilitas sebesar 8 persen, Partai Demokrat 5 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,9 persen, dan Partai NasDem 4,4 persen.

“PKB, Demokrat, PKS, dan NasDem dikategorikan sebagai partai menengah dengn dukungan sekitar 4 hingga 10 persen,” ujar Ardian.

Kemudian, LSI Denny JA juga mengungkapkan elektabilitas Partai Perindo sebesar 2,8 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,1 persen, dan Partai Amanat Nasional (PAN) 1,9 persen.

Ketiga partai politik tersebut dikategorikan menjadi partai kecil yang memiliki dukungan sekitar 1 sampai 4 persen.

Pada klaster terbawah, ada delapan partai politik yang dikategorikan sebagai partai nol koma. Artinya, dukungannyang mereka miliki kurang dari satu persen.

Adapun partai-partai yang masuk kategori partai nol koma ialah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,5 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,3 persen, Partai Garuda 0,3 persen, Partai Ummat 0,3 persen, Partai Hanura 0,1 persen, Partai Buruh 0,1 persen, Partai Gelora 0,1 persen, dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 0,1 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button