Market

MAKI Desak Penegak Hukum Usut Pembelian PT Jembatan Nusantara oleh ASDP

Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) mendesak penegak hukum agar mengusut dugaan korupsi dalam kasus akuisisi saham PT Jembatan Nusantara (JN) oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). MAKI menilai langkah ASDP membeli 100 persen saham perusahaan pesaingnya itu banyak kejanggalan.

“Saya mendukung penegak hukum agar pembelian Jembatan Nusantara oleh ASDP ini diselidiki,” kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Diketahui, akuisisi ini melahirkan banyak kecurigaan. Pasalanya, terdapat banyak kejanggalan di dalamnya. Di antara kejanggalan itu adalah banyaknya kapal PT JN yang tidak layak.

Dari 53 kapal, hampir semuanya berusia di atas 20 tahun. Bahkan, ada 30 kapal yang tak bisa berlayar karena rusak atau izin trayeknya kedaluwarsa. Oleh karena itu, harga pembelian ASDP diduga kemahalan.

Ini belum lagi setelah akuisisi, ASDP juga harus menanggung utang PT Jembatan Nusantara sebesar Rp116,2 miliar yang bakal jatuh tempo pada Desember tahun ini. Beban ini belum termasuk utang Rp83 miliar yang harus dibayarkan dari hasil pembelian saham perusahaan itu.

Menurut Boyamin, saat ini penegak hukum, baik Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), maupun Kepolisian Republik Indonesia tidak perlu menunggu laporan publik untuk mengusut kasus tersebut. Sebab, kejanggalan dalam pembelian tersebut sudah sangat nyata.

“Saya kira sekarang penegak hukum tidak perlu menunggu laporan, karena ini sudah ada penyimpangan,” jelas dia.

Namun, jika penegak hukum masih menunggu laporan publik agar mengusut kasus ini, MAKI menyatakan siap melaporkan.

“Kalau perlu saya yang akan melaporkan perkara ini, karena indikasi-indikasi penyimpangan-penyimpangannya sudah terlihat jelas,” ucapnya tandas.

Tidak hanya kepada penegak hukum, MAKI juga mendukung agar DPR bisa merespons cepat menyikapi dugaan korupsi dalam pembelian PT Jembatan Nusantara oleh ASDP tersebut.

“Saya juga mendukung DPR untuk menyelidiki kasus ini secara lebih dalam dan saya juga mendukung agar dibentuk Pansus oleh DPR,” timpal Boyamin.

Dengan adanya Pansus, sambung dia, DPR dapat mengetahui permainan-permainan dan dugaan korupsi di balik pembelian PT Jembatan Nusantara.

Sebelumnya Pimpinan Komisi VI DPR Muhammad Haikal berjanji akan  mendalami dugaan korupsi dalam pembelian PT Jembatan Nusantara oleh ASDP tersebut.

“Kami akan coba dalami (kejanggalan) ini. Kami akan jadwalkan (pemanggilan ASDP) untuk mendalami,” kata Haikal di Jakarta, awal pekan ini.

Menurut dia, ASDP sebenarnya pernah menyampaikan rencana pembelian PT Jembatan Nusantara ini ke Komisi VI DPR. Hanya saja ia menyayangkan karena ASDP tidak detil dalam mejelaskan pembelian tersebut, termasuk adanya kapal-kapal yang tidak layak pakai yang dibeli dari PT JN.

“Ini pernah dipaparkan secara rencana korporasi tapi tidak detail. Saat itu ASDP secara garis besar hanya bicara tentang menambah market share,” jelas dia.

Alhasil, ia pun tidak menyangka di kemudian hari dapat terbongkar adanya kejanggalan di balik pembelian ini. Oleh karena itu, Komisi VI akan memanggil PT ASDP untuk menjelaskan soal prmbelian saham PT JN yang penuh masalah tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button