Market

Mendag Zulhas Terima Kunjungan Tony Blair, Bahas Sengketa Indonesia dengan Uni Eropa

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas mengenai permasalahan sengketa Indonesia dengan Uni Eropa.

Mendag Zulhas menyebut Tony Blair menawarkan tim kuatnya untuk membantu Indonesia. “Tony Blair menawarkan tim kuat di sini untuk membantu kalau kita ada sengketa dengan Uni Eropa,” kata dia.

Sengketa dengan Uni Eropa ini berkaitan dengan Undang-undang Deforestasi. Indonesia menilai UU itu diskriminatif dan berdampak pada perdagangan sejumlah komoditas hasil pertanian Indonesia.

“Uni Eropa ini ada UU Deforestasi, mengganggu pertanian kita, kopi, lada, cokelat. Kita kan keberatan (karena) UU-nya bersifat diskriminatif. Masa kopi merusak lingkungan, tapi dia pesan batubara sama kita,” tutur Mendag Zulhas dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (24/7/2023).

Makanya, Mendag Zulhas melobi-lobi Tony Blair untuk membantu Indonesia. Saat ditanya bagaimana tanggapan Tony Blair, Mendag Zulhas mengatakan bahwa mantan PM Inggris siap membantu Indonesia.

“Ini perlu lobi-lobi saya kira, tadi saya meminta agar Tony Blair kan pernah menjadi presiden UE dua kali kan, itu nanti untuk membantu kita,” terang dia.

“Oh dengan senang hati malah, bakal membantu,” lanjut Mendag Zulhas.

Sebagai informasi, Uni Eropa menyepakati aturan Undang-Undang Anti Deforestasi (EUDR). Regulasi itu merupakan bagian dari upaya negara untuk melindungi hutan dunia. Jadi, produk yang masuk ke Uni Eropa harus dipastikan bebas dari deforestasi atau tidak dari mempengaruhi kelestarian hutan.

Dalam kebijakan itu, ada sejumlah komoditas yang dinilai menyebabkan deforestasi, di antaranya sawit, kopi, daging, kayu, kakao, kedelai, dan karet.

Sebelumnya ,Mendag Zulhas pernah mengatakan Indonesia akan menggugat terkait kebijakan Uni Eropa terkait Undang-Undang Anti Deforestasi (EUDR). Ia mengatakan pemerintah akan mengajak sejumlah negara yang ikut terdampak akan aturan tersebut.

“Kita akan melakukan perlawanan nanti berunding untuk melakukan perlawanan, tentu mengajak negara-negara yang punya kesamaan seperti Malaysia,” kata Mendag Zulhas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Perlawanan itu dilakukan juga karena Indonesia berpotensi mengalami kerugian hingga puluhan triliunan rupiah. Jadi, menurut Mendag Zulhas, pemerintah akan melakukan perlawanan dengan cara menggugat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button