Market

Menko Airlangga Sebut Investor Global Incar Sektor Energi Transisi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yakin Indonesia memiliki daya tarik destinasi investasi transisi energi. Tujuannya untuk memperluas sektor energi hijau terutama geotermal di Indonesia.

Potensi tersebut salah satunya ditandai dengan peluncuran green bond senilai US$400 juta oleh Citi Group. Sebab sektor transisi energi, Indonesia memiliki potensi menerima investasi yang besar dari AS dengan adanya Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).

“Sebagaimana diketahui bersama, komitmen investasi untuk proyek infrastruktur berkelanjutan sebesar US$600 miliar telah diumumkan oleh PGII, dengan negara berkembang sebagai prioritas investasi,” ujar Menko Airlangga.

Pihaknya sudah melakukan pertemuan delegasi bisnis US-ASEAN Business Council (US-ABC), secara daring dengan American Indonesian Chamber of Commerce (AICC) pada Senin (22/5/2023) seperti econ.go.id. Pertemuan tersebut juga dihadiri Presiden AICC, Wayne Forrest, dan CEO Freeport- McMoRan, Richard Adkerson beserta sejumlah perwakilan perusahaan AS.

Pertemuan ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Pemerintah Indonesia mengenai potensi resesi global serta perkembangan kebijakan transisi energi Indonesia. Sektor swasta AS berharap dapat ikut serta dalam ekosistem transisi energi yang tengah digencarkan oleh Pemerintah Indonesia. Presiden AICC Wayne Forrest turut mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas pemulihan ekonomi paska pandemi Covid-19 sepanjang 2020-2022.

Menko Airlangga dalam kesempatan itu menyampaikan, ekonomi Indonesia tahun 2022 menunjukkan kinerja yang baik dengan tingkat ketahanan tinggi, inflasi terkendali, dan risiko resesi yang rendah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,31%, tertinggi kedua di G20 setelah Arab Saudi.

“Lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF) mengapresiasi performa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diatas rata-rata pertumbuhan global,” ujar Menko Airlangga. Pencapaian ekonomi Indonesia tersebut dapat dicapai di tengah kondisi global yang masih penuh ketidakpastian.

Pada KTT G20 di Bali, jelas Airlangga, terdapat dua pengumuman penting bagi transisi energi Indonesia. Pertama adalah AS, Jepang, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Denmark, Norwegia, dan Uni Eropa yang merupakan anggota International Partner Group (IPG) serta pihak lainnya akan berinvestasi sebesar US$20 miliar atau setara dengan Rp300 triliun untuk mendukung transisi energi di Indonesia.

Kedua, AS telah mengumumkan proyek bersama dalam kemitraan AS-Indonesia untuk mendukung Indonesia sebagai pelopor pertama di wilayah tersebut dalam penerapan SMR di pasar ASEAN, menggunakan teknologi aman dan terpercaya dari perusahaan Amerika, NuScale Power.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button