Market

Menteri Kelautan Ungkap Potensi Hasil Laut Maluku 3,9 Juta Ton

.Pada Forum Bisnis dan Investor Pemprov Maluku di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/2/2022), Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan potensi hasil laut dari Maluku. Potensi yang berada di zona 3 itu mencapai 3,9 juta ton dengan nilai mencapai sebesar Rp117 triliun.

“Potensinya (Provinsi Maluku) sangat besar. Jadi, kalau hitung-hitungan dari ikan yang boleh untuk diambil itu kira-kira nilainya Rp117 triliun,” ungkap Sakti
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota membagi perairan Indonesia ke dalam 6 zona, salah satunya ialah zona 3 yang terdiri dari 9 provinsi.

Adapun 9 provinsi tersebut yakni Maluku, sebagian Maluku Utara, Papua Barat, Papua, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur.

“Ini akan mendukung Maluku menjadi lumbung ikan nasional. Saya berharap Rp117 triliun potensi perikanan ini benar-benar terlaksana di wilayah tersebut, jadi Maluku nanti menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari sektor tenaga kerja dan lainnya,” urai Sakti.

Pembagian Kuota Ikan

Ia mengemukakan dengan potensi laut yang besar tersebut, KKP telah membagi kuota ikan bagi para investor hingga nelayan lokal.

Kuota ikan untuk investor dalam dan luar negeri yaitu 2,6 juta ton per tahun. Sedangkan untuk nelayan lokal yakni 268.800 ton per tahun.

Pada zona 3 terdapat wilayah yang dikhususkan bagi nelayan tradisional sebagai zona penangkapan ikan terbatas. KKP memberikan kuota kepada nelayan lokal sebesar 168.700 ton per tahun.

“Kuota hanya untuk nelayan. Jadi pada perairan ini ikan-ikannya hanya bisa ambil oleh nelayan tradisional. Untuk investor tidak bisa masuk karena bisa saja menggunakan kapal besar sementara daerah itu untuk ikan beranak pinak,” urainya.

Sakti menyebut bahwa pasar dunia dalam sektor perikanan dan kelautan tahun 2020 mencapai 150 miliar dollar Amerika, sementara nilai ekspor hasil perikanan Indonesia baru mencapai 5,2 miliar dollar Amerika, atau 3,5 persen dari pangsa pasar.

“Maka ini merupakan tantangan dan peluang yang menurut Sakti harus segera masuk produk perikanan Indonesia,” katanya.

Sementara pada Kawasan Timur Indonesia memiliki potensi besar. Adapun komoditas bernilai ekonomis yang dapat kita kembangkan seperti udang, tuna, tongkol, cakalang, cumi, gurita, kepiting rajungan, lobster dan rumput laut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button