Market

Minat Masih Minim, Pemerintah Getol Siapkan Ekosistem Kendaraan Listrik

Saat ini sedang menuju era kendaraan listrik. Meskipun masyarakat belum sepenuhnya tertarik menggunakan kendaraan listrik, tetapi pemerintah terus mengembangkan ekosistem untuk mendukung perkembangan kendaraan listrik.

Pemerintah sudah membangun 846 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk roda 4 dan 1.401 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) untuk roda 2 sebagai wujud komitmen dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).

Pengembangan ekosistem EV akan mendukung transformasi menuju mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia pada Net Zero Emision dan rencana konkret untuk mempercepat dekarbonisasi.

“Guna memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik sebanyak 17.282 unit (roda empat) dan sebanyak 40.312 unit (roda dua), Pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem dengan membangun 846 SPKLU untuk roda-4 dan 1.401 SPBKLU untuk Roda-2,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso dalam Seminar Investor Trust bertajuk ”Membangun Ekosistem Baterai Kendaraan listrik” di Jakarta, Senin (4/9/2023).

Baca Juga:

Ganjar Titip PLTU Batu Bara ke Masyarakat Kabupaten Batang

Selain itu, Indonesia juga tengah mendorong transisi industri menuju EV, agar dapat menjadi pusat produksi kendaraan listrik.

Lebih lanjut, Sesmenko Susiwijono menekankan pentingnya percepatan ekosistem kendaraan listrik melalui kebijakan yang nyata. Pemerintah sendiri telah mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik dengan ketersediaan pasokan tenaga listrik, infrastruktur stasiun pengisian, dan rencana integrasi platform.

Selain itu juga diperlukan adanya kerja sama yang kuat dari semua pihak, termasuk pemerintah, perusahaan listrik dan otomotif, lembaga riset, dan masyarakat umum, untuk bersatu dalam mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik.

Kerja sama tersebut dapat diwujudkan dengan membangun infrastruktur pengisian daya yang luas, mendorong penelitian, dan pengembangan teknologi yang lebih baik, serta memberikan insentif bagi konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik. Dengan begitu, masa depan mobilitas yang berkelanjutan akan tercipta.

“Terkait dengan EV ecosystem ini pemerintah punya komitmen yang luar biasa besar, selain memandatkan di beberapa Leader’s Declaration di ASEAN dan sebagainya. Tapi untuk kepentingan kita sendiri, baik sisi supply dan demand, Pemerintah akan komitmen untuk mendukung sepenuhnya pengembangan EV ecosystem ke depan,” jelas Sesmenko Susiwijono.

Adapun hal itu selaras dengan pernyataan Presiden RI, Joko Widodo yang menyampaikan bahwa Indonesia akan menjadi produsen EV terbesar pada tahun 2027. Ekosistem kendaraan listrik yang besar tersebut akan dibangun, mengintegrasikan nikel dengan tembaga, hingga bauksit. Integrasi ini tentunya akan memungkinkan produksi baterai Electric Vehicle (EV), baterai lithium, mencapai nilai pasar yang lebih tinggi.

Saat ini kendaraan listrik telah muncul sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengurangi polusi udara dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Dengan baterai yang semakin canggih dan infrastruktur pengisian daya yang semakin berkembang, kendaraan listrik tentunya menawarkan beragam keunggulan, mulai dari efisiensi energi hingga pengurangan emisi gas buang.

Melalui peralihan ke kendaraan listrik, jejak karbon transportasi dapat berkurang secara signifikan. Masalah penyakit pernapasan dan polusi udara juga turut teratasi. Perkembangan kendaraan listrik juga mendorong berkembangnya inovasi di sektor teknologi dan energi, seperti pengembangan baterai hingga sistem pengisian daya yang lebih cepat dan efisien.

Selain itu, peluang baru dalam industri manufaktur, teknologi, dan jaringan pengisian daya juga akan tercipta, sehingga nantinya akan mampu meningkatkan perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja baru.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button