Hangout

Mitos Diet, dari Mengharamkan Karbo hingga Soal Jus

Hati-hati jangan sembarangan diet meskipun banyak metode yang menawarkan cara mudah dan instan. Jangan sampai diet Anda sia-sia atau bahkan malah membuat tubuh lemas atau bahkan sakit. Karena banyak informasi diet yang beredar hanya mitos tanpa bukti ilmiah.

Banyak orang yang langsung begitu saja mempercayai beberapa tips diet yang menyesatkan ini Alih-alih membakar lemak, tubuh malah kehilangan nutrisi penting yang seharusnya dikonsumsi setiap hari.

Pakar gizi dr Elfina Rachmi, MGizi, SpGK, saat webinar bertema ‘Losing Weight without Losing Nutrition’, Sabtu (27/11/2021) membeberkan lima mitos diet yang harus Anda waspadai. Apa saja?

1. Diet Keto Tak Perlu Makan Karbo

Mitos pertama adalah anggapan banyak orang bahwa diet ketogenik mengharamkan mengonsumsi karbohidrat. Padahal, ini keliru. Menurut dr Elfina, dalam webinar yang digelar platform kesehatan digital noDokter.com itu, diet keto awalnya dijadikan pola makan khusus penderita diabetes. Pembatasan asupan karbo supaya gula darahnya tidak naik. Namun, bukan sama sekali tidak makan karbo, melainkan mengurangi ataupun menggantinya dengan karbohidrat kompleks.

Diet keto memang membuat lemak sebagai sumber energi, sehingga jumlah karbohidrat yang dikonsumsi tidak perlu dalam jumlah banyak. “Karbohidrat tetap perlu, karena bagaimanapun, karbohidrat tetap nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya. Cukup batasi saja jumlahnya,” tambahnya.

2. Makan Hanya Jus Baik untuk Diet

Seringkali orang yang menjalankan diet merasa asupan buah-buahan dan sayuran terasa kurang dalam upaya mengelola berat badan. Langkah yang kemudian menjadi alternatif adalah mengonsumsi jus.

Hanya saja, sebagai bahan utama dalam penurunan berat badan, sayuran tidak banyak mengandung nutrisi utama seperti protein. Padahal unsur ini penting untuk membantu memuaskan nafsu makan dan mempertahankan massa otot.

Berat badan yang hilang saat menjalani diet, kemungkinan besar akan naik lagi saat Anda mulai makan kembali secara normal. Selain itu, jus memiliki kandungan lain seperti gula, yang tentunya tak baik untuk Anda konsumsi secara berlebih. Makan buah dan sayuran utuh, dan sebagai bagian dari diet seimbang, akan jauh lebih bermanfaat dalam jangka panjang.

3. Menggunakan Minyak Kedelai Bagus untuk Gorengan

Minyak kedelai ataupun zaitun banyak menjadi pilihan yang dianggap sehat ketika menggoreng makanan. Ketimbang minyak kelapa biasa, kedua minyak tersebut memang memiliki lemak yang lebih rendah, tapi kalorinya cukup setara. Terlebih, dengan proses penggorengan yang berulang, lemak tak jenuh yang terdapat di dalamnya akan berubah menjadi jenuh.

“Yang lebih baik itu tidak makan yang digoreng sama sekali. Karena mau minyaknya jenis apapun, melalui proses penggorengan, lemak dan kalorinya akan sama,” papar dr Elfina.

4. Karbohidrat Bikin Naik Berat Badan

Tudingan kesalahan seringkali di arahkan kepada karbohidrat atas penambahan berat badan. Padahal, karbohidrat merupakan salah satu nutrisi penting untuk tubuh. “Dalam pola diet seimbang, tubuh berhak menerima karbohidrat sebanyak 55-60 persen. Nutrisi lainnya hanya 20-30 persen,” kata dr Elfina.

Menurut dia, kelebihan kalorilah yang dapat menambah berat badan secara signifikan. Untuk memastikan diet seimbang, sebaiknya 40 persen asupan kalori harian berasal dari sumber karbohidrat yang sehat. Misalnya berasal dari sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian yang juga memberikan nutrisi penting seperti kalsium, zat besi, serat dan vitamin B untuk tubuh.

5. Diet Bisa Mengurangi Massa Otot

Mitos berikutnya adalah bahwa diet bisa mengurangi massa otot. Padahal, asupan yang baik malah bisa menunjang pembentukan otot. Protein menjadi nutrisi yang paling berpengaruh dalam pembentukan otot. Maka, pilihlah makanan yang memiliki protein tinggi, seperti ikan, telur, juga tahu atau tempe.

“Satu lagi yang harus diingat, yaitu olahraga. Banyak yang menyalahkan diet karena bikin otot hilang. Padahal Anda juga harus berolahraga agar nutrisi yang masuk, bisa dikembangkan tubuh menjadi otot,” tambah dr Elfina.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button