News

NasDem dalam Riak-riak Demokrasi, Deklarasi Anies Berkah atau Musibah?

Sabtu, 15 Okt 2022 – 15:26 WIB

Paloh Anies - inilah.com

Anies Baswedan dan Surya Paloh berpelukan dalam deklarasi Capres 2024 Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). (Foto: Inilah.com/ Agus Priatna)

“Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya: why not the best?” tegas Ketum Partai NasDem Surya Paloh, dalam acara deklarasi pencapresan Anies Baswedan di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta, Senin (3/10/2022) yang lalu. Bos Media Group menegaskan Anies, yang bakal mengakhiri masa bakti sebagai Gubernur DKI, Minggu (16/10/2022), figur terbaik yang layak diusung menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.

Tanpa bertele-tele pula Surya Paloh yang lekat dengan citra nasionalis itu mengingatkan Anies akan tugas yang tak enteng. Melanjutkan keberhasilan kepemimpinan nasional sekaligus memperbaiki segala kekurangannya. “Maka tugas utama Bung Anies nantinya, melihat kembali sejauh mana nilai harkat dan martabat nilai kehidupan kebangsaan kita yang sudah berhasil untuk diteruskan, yang belum berhasil untuk diperbaiki, pikiran-pikran moderat ini yang ditawarkan oleh NasDem”.

Deklarasi yang dilakukan NasDem kontan memengaruhi konstelasi politik nasional. Ada berkah yang bisa dipetik parpol yang telah mengikuti dua kali pemilu nasional, namun bukan berarti lepas dari musibah yang mengintai, apabila salah langkah.

Elektoral NasDem potensi meningkat, melimpah suara dari provinsi yang pada 2014 dan 2019 hanya memberi sedikit dukungan. Sebaliknya terbuka kemungkinan suara NasDem melorot di daerah-daerah yang menjadi lumbung. Namun Surya Paloh diyakini sudah mengkalkulasinya secara matang. Deklarasi ini turut menandakan Surya Paloh sebagai king maker menuju 2024.

Analis politik Ujang Komarudin meyakini Surya Paloh sudah memetakan segala risiko dari keputusan politik yang berani dan sejatinya sudah bisa diprediksi ini. Kendati perlu menggandeng sedikitnya dua parpol untuk memastikan tiket menuju pilpres, deklarasi yang dilakukan turut meningkatkan posisi tawar NasDem dan menguatkan elektabilitas Anies. Langkah ini turut diterapkan Paloh pada 2019 ketika menjadi parpol pertama yang deklarasi mendukung Jokowi.

“Potensi (suara) tinggi kalau dukung Anies. Itu yang dibaca NasDem,” kata Ujang, Sabtu (14/10/2022).

Sekalipun begitu, NasDem juga mengemban tanggung jawab yang lebih berat dibanding pada 2019. Ada risiko nyata yang gelagatnya sudah terlihat. Anies bakal disandung melalui kasus hukum, menguatnya friksi dalam parpol koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin dan hilangnya perwakilan NasDem di kabinet.

Ujang mengartikan segala potensi itu sebagai riak-riak dalam demokrasi. Bukan sebuah penghalang tetapi tantangan yang harus dikelola dengan elegan. Sebab ada keuntungan yang bisa dipetik bagi NasDem maupun Anies dari risiko-risiko itu. Apabila kehilangan jatah menteri, rakyat bisa melihat adanya pendzaliman yang berbuah pada simpati. Situasi serupa juga bisa terjadi apabila Anies dikriminalisasi.

“Rakyat kita sudah cerdas, perilaku elite itu dilihat seperti melihat akuarium saja. Apabila ada upaya-upaya yang mengganggu sama saja menaikan pamor NasDem dan Anies,” tutur Ujang.

Ujang juga meyakini, langkah deklarasi Anies yang dilakukan NasDem merupakan berkah tersendiri, bukan musibah, selama keduanya bisa bersinergi melalui riak-riak demokrasi ini. “Kalau saya melihatnya berkah bagi NasDem karena NasDem sudah menghitung, mengalkulasinya sebelum solid memberi dukungan kepada Anies. Walaupun memang tantangannya besar dan tidak mudah, bakal dikeroyok oleh banyak kekuatan dan ini yang terjadi sekarang” ujar Ujang.  Selamat berjuang Mas Anies, Bang Surya..

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button