Market

Nikmati Utang Lagi, DPR: Bukti Pemerintah Masuk Jebakan China

Anggota Komisi XI DPR, Hidayatullah menilai jika saat ini kondisi pemerintah Indonesia sudah terperangkap dalam jebakan utang pemerintah China, yang semakin membengkak. Hal ini ia nyatakan saat merespons perihal pencairan utang untuk Indonesia China, berkaitan dengan proyek Kereta Cepat Whoosh.

“Sepertinya pemerintah sudah terkena debt trap dan tak bisa keluar sehingga akan menjadi pekerjaan rumah yang berat, bagi rezim yang akan datang. Semoga ambruknya Waskita Karya tidak diikuti KAI,” jelas Hidayatullah kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Mungkin anda suka

Ia menegaskan bahwa sedari awal Fraksi PKS selalu menolak proyek ini. “Tapi pemerintah terus ngotot. Bagi kami kereta cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) itu tidak ada urgensinya. Sudah ada kereta api reguler, pesawat terbang, bus dan kendaraan pribadi melalui tol,” ujarnya.

Namun tak hanya itu, Komisi XI DPR juga sudah sempat mengingatkan pemerintah mengenai celah fiskal melalui APBN yang tidak memungkinkan.

“Tapi pemerintah menggunakan retorika kekuasaan untuk meneruskan proyek tersebut. Pemerintah menegaskan tidak akan menggunakan APBN, karena proyek dijalankan Business to Business, tapi faktanya bertolak belakang dengan kenyataan,” terangnya.

“Belum lagi, ke depan proyek ini berpotensi rugi sehingga akan memperburuk kinerja PT KAI yang ujung-ujungnya akan membebani APBN,” jelas Hidayatullah.

Sebelumnya, melalui media asing, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan Indonesia akan mendapat utang baru sebesar USD560 juta atau sekitar Rp8,68 triliun dengan kurs (15.500/USD) dari China pada pekan depan untuk menutup pembengkakan anggaran proyek Kereta Cepat Whoosh.

Pemerintah China mengucurkan utang ke RI dalam program Belt and Road Forum (BRF) di Beijing. Kedua pemerintahan memang berkolaborasi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang menelan anggaran hingga Rp125,7 triliun.

Wamen BUMN, Tiko membenarkan informasi tersebut. “Pekan depan hal itu (kucuran utang) harus dilakukan,” kata Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara, Kartika Wirjoatmodjo seperti mengutip dari The Business Times, Senin (9/10/2023).

Media asing tersebut menerangkan jika proyek KCJB tersebut, dibangun konsorsium perusahaan negara Indonesia dan Tiongkok, yang menghabiskan anggaran sebesar USD1,2 miliar.

Pencairan utang baru ini melanjutkan utang sebelumnya pada 2017 senilai USD4,55 miliar yang telah disetujui oleh China Development Bank untuk konsorsium. Pinjaman tersebut berjangka waktu 40 tahun, masa tenggang 10 tahun, dan tingkat bunga dua persen per tahun.

Utang kedua kalinya akan cair setelah pemerintah menjamin utang proyek Kereta Cepat Whoosh ditanggung APBN melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) pada bulan September 2023 lalu.

Kesepakatan utang kedua bertepatan dengan peringkatan 10 tahun program belt and road di Beijing China pada pekan depan. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button