Market

Pemerataan Jaringan, Mitratel Dukung Operator Bangun Layanan 4G di Desa Non-3T

Untuk pemerataan jaringan telekomunikasi ke seluruh pelosok negeri, perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel akan mendukung penuh program operator telekomunikasi. Dukungan tersebut dalam pembangunan layanan 4G di desa-desa non-3T alias Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.

Program Non-3T merupakan program pemerataan jaringan telekomunikasi ke seluruh pelosok negeri di luar wilayah 3T. Secara spesifik lokasi non-3T tidak berada di daerah yang terisolir. Jarak non-3T dengan BTS existing terdekat rata-rata sekitar 5-10 km. Namun, secara market kurang menjadi prioritas bagi operator.

“Kami bekerja sama dengan semua operator telekomunikasi di Indonesia untuk menyukseskan program Non-3T dari Pemerintah. Sudah selayaknya kami sebagai salah satu anak perusahaan BUMN berkontribusi untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko dalam keterangan di Jakarta, Rabu (23/2/2022).

Teddy, panggilan akrabnya, menyampaikan, Mitratel akan terus berupaya untuk dapat mendukung akselerasi digital di Indonesia yang akan menghadapi era 5G.

“Kami juga ingin berkontribusi untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar, khususnya di Kawasan Asia Pasifik pada 2025,” ujar Teddy.

Pemerintah Indonesia terus melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur telekomunikasi agar seluruh masyarakat dapat mengakses layanan telekomunikasi hingga ke seluruh pelosok negeri.

Dari total 83.218 desa dan kelurahan di Indonesia, masih terdapat 3.435 desa/kelurahan berada di wilayah non-3T yang belum terjangkau layanan 4G.

Dalam implementasinya, pemerintah bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk pengembangan layanan di desa tersebut.

Sebagai salah satu penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, Mitratel berperan dalam penyediaan infrastruktur. Infrastruktur dimaksud, yaitu implementasi pemenuhan pembangunan menara telekomunikasi Built to Suit untuk dipasangkan perangkat BTS 4G di wilayah non-3T.

Membangun lebih dari 1.500 Desa

Emiten berkode saham MTEL itu berkomitmen untuk membangun lebih dari 1.500 desa. Desa-desa itu tersebar di area Jawa Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Mitratel memiliki pengalaman yang kuat untuk membangun menara di daerah perbatasan. Sampai dengan akhir 2021 Mitratel memiliki 516 menara di daerah perbatasan yang sebagian besar berada di wilayah Maluku dan Papua.

Teddy menambahkan, strategi untuk melakukan penyediaan menara khususnya di daerah non-3T adalah koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan kerja sama dengan para operator telekomunikasi.

Mitratel merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 28.200 menara dengan 42.500 tenant.

Jumlah tersebut termasuk akumulasi dari penambahan akuisisi dan pembangunan tower yang dilakukan Mitratel sampai akhir tahun 2021. Dari 28.200 menara milik Mitratel sebanyak 16.150 menara atau 58 persen berada di luar Jawa.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button