Pemkab Jepara tengah mendata wisatawan di Karimunjawa yang tidak bisa pulang lantaran tingginya gelombang laut.
Tingginya gelombang itu mengakibatkan tidak adanya kapal penumpang yang beroperasi dalam penyeberangan laut.
Penjabat Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengatakan pihaknya sudah memberikan arahan kepada jajarannya mulai dari camat, kapolsek, koramil serta Dinas Pariwisata Jepara untuk menginventarisir jumlah wisatawan.
Dengan bantuan dinas pariwisata, diharapkan adanya solusi bagi wisatawan yang kehabisan bekal di Pulau Karimunjawa. Sehingga para wisatawan tidak terbengkalai di pulau.
“Wisatawan yang tidak mampu menyewa penginapan nantinya bisa ditampung sementara di hotel milik pemerintah daerah sambil menunggu kapal penumpang beroperasi kembali, termasuk menyiapkan dapur umum, karena informasi sementara ada 305 wisatawan yang tertahan,” ujarnya, Minggu (25/12/2022).
Ia berharap pengusaha hotel dan restoran yang tergabung dalam PHRI untuk memberikan diskon khusus atau tarif yang tidak memberatkan terhadap wisatawan yang membutuhkan.
Hal terpenting, kata dia, alat komunikasi tidak terganggu, sehingga kondisi di Karimunjawa bisa dipantau secara berkelanjutan. Ia juga memastikan kondisi wisatawan untuk saat ini sehat.
Pemkab Jepara juga menginstruksikan PMI untuk ikut membantu, termasuk dari Baznas.
“Karena saat ini memasuki cuaca yang tidak mendukung untuk aktivitas di laut, maka penyedia jasa biro wisata maupun perjalanan tidak mengajak wisatawan ke Karimunjawa hingga akhir Desember 2022,” ujarnya.
Bahkan informasi dari BMKG bahwa cuaca ekstrem diperkirakan sampai akhir Desember 2022. Ketika cuaca membaik masyarakat dipersilakan berwisata ke Karimunjawa.
Karena cuaca ekstrem diprediksi sampai akhir Desember 2022, Pemkab Jepara juga mengajukan bantuan ke Kementerian Perhubungan untuk mengangkut para wisatawan yang tertahan di Pulau Karimunjawa menggunakan kapal yang sedang perjalanan dari Kalimantan menuju Semarang.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)