Market

Pengamat Dorong Jokowi Evaluasi Menteri dan Petinggi BI yang Hembuskan Resesi Ekonomi

Rabu, 12 Okt 2022 – 21:24 WIB

Pengamat anggaran Uchok Sky Khadafi mendesak Presiden Jokowi mengevaluasi kinerja Menkeu Sri Mulyani, serta Gubernur BI Perry Warjiyo, terkait pesimisme terhadap perekonomian Indonesia.

Dia menilai, baik Sri Mulyani maupun Perry Warjiyo, tidak mampu menunjukkan kesungguhan dalam bekerja. Khususnya dalam menjaga perekonomian serta stabilitas keuangan di Indonesia.

”Saya melihat Sri Mulyani maupun Perry tidak becus dalam menjalankan roda ekonomi. Jokowi seharusnya mengevaluasi kedua orang itu sebelum ekonomi Indonesia berantakan saat resesi global datang,” ujar Uchok, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Uchok menilai, Sri Mulyani sebagai pengawal makro-ekonomi, dan Perry Warjiyo selaku penjaga stabilitas keuangan dan moneter, justru menyebarkan ketakutan akan nasib ekonomi Indonesia di masa depan.  “Seharusnya kan mereka optimis sehingga psikologis masyarakat tidak terganggu,” tegasnya.

Khusus Perry sebagai orang nomor satu di BI, Uchok mempertanyakan, rontoknya nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS. Pada penutupan perdagangan Rabu (12/10/2022), rupiah spot berada di level Rp15.357 per US$. “Perry seharusnya dapat menjaga nilai tukar rupiah, agar rupiah tidak terus terpuruk, seperti sekarang ini,” ucapnya.

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mengkritik para menteri yang ‘rajin’ menyampaikan info ketidakstabilan ekonomi RI yang terancam resesi. Pernyataan tersebut, bisa memprovokasi masyarakat. Termasuk memicu pebisnis dan pengusaha mengambil tindak pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.

“Kami minta para menteri jangan jadi provokator. Datang ke Indonesia setelah pulang dari luar negeri mengancam dengan kalimat-kalimat bahwa bersiap-siap menghadapi resesi. Itu tugasmu sebagai pemerintah. Kenapa kau berbicara kepada rakyat,” kata Said, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Said menuturkan, para menteri seharusnya bertugas untuk meyakinkan rakyat dapat tetap terjamin penghidupannya selama masa tersebut berlangsung. Di antaranya menyangkut persoalan jaminan makan, BBM tetap murah, tetap ada perumahan, jaminan kesehatan, serta jaminan sosial.

Oleh karena itu, menurutnya para menteri sepatutnya tidak memprovokasi rakyat untuk bersiap-siap menghadapi resesi. Justru, itu tugas pemerintah untuk bersiap.

“Bukan tugasmu para menteri untuk memprovokasi bahwa rakyat bersiap-siap untuk menghadapi resesi. Kamu yang harus siap-siap. Kamu siap miskin atau tidak? Kami rakyat sudah terlalu miskin. Sudah tidak perlu ucapan-ucapan provokasi,” tegasnya.

Said mengatakan, parah buruh lebih setuju terhadap ucapan Presiden Joko Widodo sebelumnya, di mana Indonesia dapat bertahan di tengah krisis global.

“Kami ingin mengutip Presiden Jokowi yang mengatakan, Indonesia akan bertahan di tengah resesi global ini. Kita punya hutan, punya laut, punya ikan. Kita punya minyak bumi, punya tumbuh-tumbuhan, punya padi, dan jenis-jenis makanan lainnya,” ujarnya.

Di sisi lain, Said tidak menyebutkan secara gamblang siapa menteri yang di maksud. Hanya saja, belakangan Menteri Keuangan Sri Mulyani kerap menyampaikan ke publik menyangkut perekonomian global dan prediksi resesi di tahun depan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button