Market

Pengamat: Terapkan Inovasi Teknologi, Pertamina Genjot Produksi Minyak

Keberhasilan PT Pertamina (Persero) melalui Sub Holding Upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) meningkatkan produksi minyak dinilai positif.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menyampaikan, kinerja PHE yang membanggakan itu, tak lepas dari berbagai upaya dan penerapan inovasi teknologi BUMN energi tersebut. “Bagus Pertamina ini. Peningkatan produksi minyak melalui berbagai upaya-upaya inovasi teknologi memang seharusnya dilakukan,” kata Faisal, Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Pertamina memang terus berupaya keras meningkatkan lifting atau produksi minyak riil.Tidak hanya melakukan pengeboran sumur-sumur baru, peremajaan pipa, dan reaktivasi sumur idle.  Selaian itu, PHE juga melakukan studi analisis guna mengetahui kondisi sumur-sumur tersebut.

Tidak hanya itu. Berbagai upaya tersebut, juga dilakukan melalui inovasi teknologi. Dengan demikian, peningkatan produksi Pertamina pun pada akhirnya dibarengi dengan proses yang lebih ramah lingkungan ( green industry).

Menurut Faisal, kinerja positif Pertamina diharapkan bisa mengimbangi permintaan minyak yang akhir-akhir ini juga naik. Untuk itu, Pertamina diharapkan terus meningkatkan kinerja agar produksi semakin tinggi demi memperkuat ketahanan energi. “Produksi harus ditingkatkan. Inovasi dan efisiensi harus dilakukan, sambil terus menyiapkan transisi energi,” lanjutnya.

Faisal optimistis, jika produksi terus meningkat dan ketahanan energi terus diperkuat, maka pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Co-Founder dan Dewan Pakar Institute of Sosial Economic and Digital (ISED), Ryan Kiryanto juga mengapresiasi kinerja Pertamina. Kemampuan Pertamina meningkatkan produksi minyak, menopang perekonomian Indonesia. Terutama, membantu menstabilkan nilai tukar (kurs) rupiah.

Peran ini, kata Ryan, dinilai penting. Terlebih saat ini, ketika nilai tukar mata uang dalam negeri, mengalami pelemahan. “Jangan lupa dengan Pertamina bisa meningkatkan produksi minyak domestik, artinya besaran impor minyak juga berkurang. Artinya juga, terjadi penghematan devisa sehingga bisa membantu Bank Indonesia dan pemerintah agar kurs Rupiah tidak terlalu melemah terhadap dollar AS,” kata dia.

Apalagi, imbuh Ryan, cadangan devisa saat ini, menurun dibanding tahun sebelumnya. Jumlanya sekitar 133 miliar dollar AS. “Itu kan luar biasa. Jadi secara tidak langsung, kinerja Pertamina dalam konteks peningkatan volume produksi migas membantu BI dalam menstabilisasi rupiah. Ini keren menurut saya,” pungkas Ryan.

Mengenai kinerja menggembirakan Pertamina melalui PHE, sebelumnya juga disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji. Menurut Tutuka, produksi minyak yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menunjukkan peningkatan.

“Kalau saya melihat justru di PHE itu membaik, punya Pertamina membaik, karena di OSES (PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra) itu yang sudah aging mulai diganti dengan pipa-pipa baru, sudah mulai jadi dan sudah mulai naik lagi,” kata Tutuka. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button