Market

Pengamat: Tidak Pas Sebut Emiten Haji Isam Raih Kredit Bank Mandiri Rp500 Miliar


Terkait pemberitaan sejumlah media online mainstream berjudul: Emiten Haji Isam (JARR) Dapat Kredit Bank Mandiri Rp500 M, ada yang tidak pas. Karena, pembaca bisa mengaitkannya dengan batu bara, bisnis Haji Isam. Padahal yang dimaksud adalah PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), perusahaan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

“Menurut saya tidak pas, karena ditulis emiten Haji Isam. Orang kan tahunya beliau adalah pengusaha batu bara. Dalam hal ini, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), memang terasosiasi dengan beliau. Meski dari sisi kepemilikan saham JARR saat ini, sudah terpecah,” papar Lucky Bayu Purnomo, analis pasar modal saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Lucky benar. Berbagai informasi atau narasi, bisa menjadi bumerang bagi perusahaan (JARR). Apalagi, pasar saham sangat sensitif dengan berbagai isu atau informasi yang beredar. Dikhawatirkan melahirkan sentimen negatif yang berdampak kepada harga saham.

Pada Senin (18/12/2024), saham JARR bergerak naik 11,11 persen menjadi Rp260 per lembar. Namun hari ini, turun 6,9 persen ke level Rp242/lembar. Padahal pasca mergen JARR dengan JAL, saham JARR bergerak di rentang harga Rp248-Rp 302 per lembar.

Kalau harga sahamnya turun, tentu saja maka ada pihak yang dirugikan. Kalau sudah begitu, bisa saja mereka menuntut secara hukum kepada pihak-pihak yang patut diduga memicu anjloknya harga saham.

Mengingatkan saja, JARR dan PT Jhonlin Agro Lestari (JAL) resmi merger pasca penandatanganan Akta Penggabungan No 29, tertanggal 24 November 2023. Di mana, JARR dan JAL sepakat untuk menggabungkan diri menjadi Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha dan JAL, statusnya berakhir karena hukum (Penggabungan Usaha).

Dengan diperolehnya persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, penggabungan usaha alias merger antara JARR dengan JAL, menjadi sah dan efektif.

Adapun rincian struktur permodalan dan susunan pemegang saham perseroan sebagai perusahaan penerima penggabungan usaha setelah tanggal efektif, yaitu PT Eshan Agro Mandiri Sentosa 86,64 persen, PT Sinar Bintang Mulia 0,07 persen, PT Jhonlin Agro Mandiri 0,05 persen, dan masyarakat 13,25 persen.

Selanjutnya, Lucky mengatakan, kredit Bank Mandiri sebesar Rp500 miliar, harus bisa dimanfaatkan JARR untuk memperbaiki kinerja di 2024. Di tengah harga komoditas yang turun, menjadi tantangan bagi manajemen JARR untuk memperkuat fundamental.

“Saya kira ini menjadi pekerjaan besar bagi manajemen JARR untuk menciptakan fundamental yang solid. Agar tidak terus terkoreksi. Saat ini, orang lebih tertarik investasi di emas ketimbang sektor komoditas yang masuk tren menurun,” papar Lucky. 
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button