Market

Pertalite Mulai Seret, SPBU Mulai Ganti dengan Pertamax Green


Pertamina perlahan-lahan mulai mengurangi subsidi Pertalite, bahan bakar memiliki nilai RON (Research Octane Number) 90. Salah satunya, SPBU Pertamina 34.116.08 wilayah jalan raya Pos Pengumben, Jakarta Barat yang tidak lagi menjual Pertalite digantikan Pertamax Green nilai RON 95.

Seorang petugas pengisi bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina 34.116.08 yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kebijakan tersebut telah dilakukan sebelum Idul Fitri 1445 Hijriah.

“Pertalite sudah enggak ada lagi sebelum Lebaran. Sudah tiga minggu yang lalu,” ucap petugas SPBU tersebut di lokasi, Minggu (21/4/2024).

Berdasarkan pantuan, di dispenser nomor 2, terlihat hanya ada nozzle Pertamax Green berwarna ungu, dan Pertamax 92 berwarna biru. Sedangkan, nozzle Pertalite berwarna putih dicopot.

Adapun harga eceran per liter di SPBU tersebut, Pertamax 92 Rp12.950 dan Pertamax Green 95 lebih mahal seharga Rp13.900. Sedangkan, Pertamax Turbo 98 Rp14.400 dan Dexlite Rp14.550.

“Kalau dulu Pertalite Rp10.000,” ujar petugas SPBU tersebut.

Sementara, pihak Manager SPBU Pertamina 34.116.08 belum bisa dimintai keterangan. Pihak karyawan enggan memberikan nomor dengan dalih tidak memiliki.

“Kalau mau wawancara besok (22/4). Kalau hari ini libur,” kata petugas tersebut.

Diketahui, wacana penghapusan Pertalite yang beroktan 90, pernah disampaikan Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Nicke Widyawati pada September 2023. Pertamina mengusulkan penghapusan Pertalite dimulai 2024.

Nicke menjelaskan, usulan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No.P/20/menlhk/setjen/kum.1/3/2017 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O.

Dalam Pasal 3 ayat 2 Peraturan Menteri LHK tersebut disebutkan bahan bakar minyak jenis bensin minimal memiliki nilai oktan (RON) 91.

Nicke mengatakan, saat ini internal Pertamina tengah mengkaji untuk meningkatkan kadar oktan bensin bersubsidi Pertalite (RON 90) menjadi RON 92 atau setara Pertamax.

Sementara itu, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama PT Pertamina terus mengupayakan penggunaan BBM oktan tinggi, guna memenuhi standard Euro 4 hingga Euro 5.

Dengan cara itu, Luhut meyakini akan terjadi penghematan atas subsidi BBM hingga Rp50 triliun. “Kemarin saya dapat, ini lagi dihitung lagi ya, itu akan mengurangi subsidi kita, mungkin bisa Rp20 triliun–Rp50 triliun lagi dari sana,” ujar Luhut dikutip dari Antara, Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Saat ini, kata Luhut melanjutkan, pemerintah sedang mencari titik keseimbangan. Luhut mengatakan bahwa upaya Kemenko Marves bersama Pertamina untuk memenuhi standard Euro 4 hingga Euro 5 bertujuan agar kualitas udara di Indonesia, utamanya di Jakarta, menjadi lebih baik. “Kami sedang pikirkan sekarang, bagaimana bahan bakar ini lari ke Euro 4, Euro 5. Kenapa? Itu sulfurnya supaya rendah,” kata Luhut.

Kebijakan lainnya untuk mengurangi polusi udara yang berasal dari kendaraan bermotor, kata Luhut, adalah melalui pengadaan kendaraan listrik.

Terkait pengadaan kendaraan listrik, Luhut mengapresiasi keluarnya Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2024.

Menurut Luhut, peraturan tersebut mempermudah transisi kendaraan bermotor menjadi kendaraan listrik. “PMK-nya sudah keluar, sudah jalan, sudah diberikan insentif yang bagus, sehingga (ada) kemudahan,” ujar Luhut.

Melalui berbagai upaya untuk mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi, Luhut berharap agar kualitas udara lekas meningkat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button