News

Poligami, Resep Manjur Wagub Jabar Cegah HIV/AIDS?

Rabu, 31 Agu 2022 – 12:52 WIB

Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum (Tim Media Wagub Jabar)

Wagub Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (Foto: Tim Media Wagub Jabar)

Bukan Uu Ruzhanul Ulum namanya jika tak memunculkan pro dan kontra. Setelah heboh dengan kasus perundungan anak di Tasikmalaya, Wakil Gubernur Jawa Barat yang biasa disapa Pak Uu itu, Selasa (30/8/2022) kemarin kembali membuat ramai dunia maya. Uu menawarkan solusi yang tak lazim dalam mengatasi tingginya angka HIV/AIDS di Jawa Barat. Menikah dan poligami!

Di mata Uu, menikah dan poligami akan menjauhkan diri dari perbuatan zina yang  terbukti membawa banyak mudarat, mulai dari penyakit kelamin menular, hingga paling parah terjangkit HIV/AIDS. “Sekarang kan sedang viral di Bandung ternyata ibu-ibu banyak yang kena HIV/AIDS. Kedua, anak- anak muda banyak juga yang kena,” kata Uu.

Data Komisi Penanggulangan AIDS Bandung menunjukkan, dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, sebanyak 11 persen di antaranya adalah ibu rumah tangga dan 414 kasus terjadi di kalangan mahasiswa. Salah satu pemicunya adalah suami yang berhubugan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks komersial.

Itu sebabnya Uu menyarankan suami berpoligami. “Daripada seolah-olah dia tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami,” ujar Uu.

Selain menjadi trending topik dan viral, pernyataan Uu ini kontan dihujat warganet dan  mengundang respon negatif dari banyak pihak. Ayu Oktariani, Koordinator Nasional Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Jaringan Nasional bagi perempuan yang hidup dengan HIV dan terdampak HIV di Indonesia menilai, pernyataan Uu ini sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih fatal bagi masyarakat lebih luas dan perempuan secara khusus.

“Pernikahan baik monogami ataupun poligami tidak bisa menyelesaikan persoalan HIV, apalagi dianggap sebagai solusi pencegahan HIV-AIDS. IPPI menganggap, poligami dan pernikahan di usia muda malah akan menjadi pintu gerbang pada kasus kekerasan pada perempuan,” kata Ayu.

Ridwan Kamil selaku atasan Uu juga bereaksi tak kalah kerasnya. “Dan pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat,” cuit Ridwan Kamil dalam akun twitternya.

Ridwan menjelaskan, Jabar fokus pada kegiatan yang sudah dilakukan dalam penanggulangan HIV/AIDS dan IMS. Ada 8 kegiatan utama antara lain, melakukan skrining dini tes HIV pada populasi kunci, Ibu hamil Pasien TB, warga binaan pemasyarakatan (WBP), memperluas layanan Konseling tes HIV, layanan perawatan dukungan dan pengobatan, melakukan desentralisasi obat ARV di 27 kabupaten/kota, serta memetakan kegiatan populasi kunci.

Hasilnya, ternyata tidak begitu baik. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, sampai periode Juni 2022 di Jabar terdapat 57.426 kasus HIV/AIDS. Ini menempatkan Jabar di posisi ketiga kasus HIV terbanyak, di bawah DKI Jakarta (90.958 kasus) dan Jawa Timur (78.238 kasus). Posisi selanjutnya ditempati Jateng (47.417 kasus), Papua (45.638 kasus) dan Bali 28.376 kasus.

Hubungan heteroseksual, homoseksual, dan penggunaan jarum napza suntik masih menjadi penyebab terbesar penularan HIV di Indonesia. Hubungan heteroseksual menjadi penyebab 28,1 persen dari total kasus HIV di Indonesia, disusul hubungan homoseksual sebanyak 18,7 persen. Dengan kata lain perilaku seks bebas menjadi kunci penularan HIV/AIDS.

Realitas di atas sebangun dengan data penelitian terhadap 60 remaja putri di bawah 15 tahun di kota Bandung oleh dokter spesialis Jiwa RSIA Limijati, Elvine Gunawan. Penelitian yang berlokasi di salah satu kecamatan di perbatasan Kota Bandung itu menemukan, 56 persen remaja di bawah umur, telah melakukan hubungan bebas di luar nikah. Di sinilah duduk persoalannya. Seks bebas yang membuat HIV/AIDS seperti fenomena gunung es.

Kementerian Kesehatan sebetulnya sudah dengan jelas memberikan cara untuk mencegah HIV/AIDS dengan rumus ABCDE. Abstinece, tidak melakukan hubungan seks sama sekali. Kemudian Be Faithfull atau setia dengan pasangan, lalu Use Condoms, jika dihadapkan pada risiko tetap menggunakan pengaman, tidak menyalahgunakan Drugs; dan Edukasi pada pencegahan HIV-AIDS.

Dari lima cara menghindari penularan HIV/AIDS versi Kementerian Kesehatan itu, memang tidak ada poligami. Yang penting dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS adalah setia pada pasangan atau Be Faithful.  Terlepas dari situasi pernikahan monogami maupun poligami, penting untuk tidak bergonta-ganti pasangan seks di luar nikah.

Jadi apakah monogami atau poligami, tapi semuanya saling setia pada pasangan, inilah yang bisa juga mencegah penularan HIV/AIDS. Sebaliknya, jika pernikahan poligami sudah dilakukan namun sikap setia pada pasangan tidak dijalankan, risiko tertular HIV tetap ada.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button